Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 20:25 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi kesehatan komedian Tukul Arwana pasca mengalami pendarahan otak berangsur pulih. Tukul bahkan sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), setelah menjalani perawatan sejak 22 september 2021.

Seperti telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, dokter RS PON mengatakan, pendarahan otak yang dialami Tukul kemungkinan disebabkan karena hipertensi yang tidak terkontrol.

Asisten Tukul Rizki Kimon mengatakan, meski sudah diperbolehkan pulang ke rumah, Tukul masih belum begitu lancar berkomunikasi. Ia masih menggunakan bahasa isyarat sebagai pengganti lisannya.

Baca juga: Tukul Arwana Pendarahan Otak, Apa Penyebab dan Gejala yang Harus Diwaspadai?

Selain itu, Tukul juga masih sering merasa tubuhnya lemas dan kaku.

Terkait pendarahan otak, dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis mengatakan, waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, tergantung dari jumlah jaringan otak yang dapat diselamatkan.

Untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami pendarahan otak, dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh pasien.

“Kami harus memastikan pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku, agar tidak terjadi pendarahan besar,” ujar dr. Subrady.

Lebih lanjut ia mengatakan, proses penyembuhan pendarahan otak bersifat bertahap dan tahapan penyembuhan antar pasien biasanya berbeda-beda, tergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi pasien.

Hal tersebut sama seperti proses terjadinya pendarahan otak yang tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.

Proses terjadinya pendarahan otak juga bervariasi. Ada yang hitungan hari, bulan, atau tahun. Ini tergantung gejala yang dirasakan dan apakah orang tersebut mengabaikannya atau tidak.

“Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka pendarahan pada otak akan semakin mudah diminimalisir.”

Baca juga: Tukul Arwana Diduga Pendarahan Otak, Waspadai Dampaknya Bisa Sebabkan Stroke hingga Kematian

Rehabilitasi pasca pendarahan otak

Untuk memaksimalkan proses penyembuhan, menurut dr. Subrady, pasien pendarahan otak yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi.

Rehabilitasi  dilakukan untuk pemulihan kemampuan mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya.

“Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat, agar dapat kembali bekerja,” jelasnya.

Dr. Subrady mengingatkan, pendarahan otak dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke yang tidak dikontrol secara rutin.

Sebelum terlambat, setiap orang sebenarnya dapat melakukan screening awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan otak, yaitu dengan mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.

“Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas,” pungkasnya.

Baca juga: Tukul Arwana Sempat Pusing, Ini 5 Tanda Sakit Kepala yang Berbahaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com