Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2021, 12:02 WIB
Zintan Prihatini,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Banyak orang memiliki kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur. Hal itu tentunya sangatlah menganggu bagi orang lain yang mendengar karena suaranya cukup berisik.

Misteri tubuh manusia kali ini akan membahas mengenai penyebab kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur.

Menggemeretakkan gigi dalam dunia medis biasa disebut dengan bruxism.

Bruxism adalah suatu kondisi di mana seseorang kerap menggertakkan gigi secara tidak sadar, baik saat terjaga (awake bruxism) maupun saat sedang tidur (sleep bruxism).

Orang yang sering mengatupkan atau menggemeretakkan gigi (brux) saat tidur lebih berisiko mengalami gangguan tidur seperti mendengkur, hingga sleep apnea (berhenti bernapas beberapa kali selama 10 detik saat tidur).

Baca juga: Durasi Waktu Tidur Penting untuk Hindari Risiko Penyakit Jantung, Ini Saran Dokter

Pada kondisi bruxism ringan mungkin tidak diperlukan pengobatan.

Namun, bruxism bisa sering terjadi, dan cukup parah hingga menyebabkan gangguan di rahang, sakit kepala, gigi rusak, serta masalah kesehatan lainnya.

Penyebab menggemeretakkan gigi saat tidur

Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab kebiasaan menggemeretakkan gigi saat tidur mungkin disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, dan genetik.

Kondisi awake bruxism mungkin disebabkan oleh emosi seperti kecemasan, stres, perasaan marah, frustrasi, atau rasa tegang. Atau mungkin bisa disebabkan strategi coping, maupun kebiasaan yang dilakukan selama konsentrasi penuh.

Sedangkan sleep bruxism mungkin disebabkan aktivitas mengunyah selama tidur.

Gejala bruxism

Gejala atau tanda-tanda bruxism yang mungkin Anda alami di antaranya:

  • Menggertakkan gigi cukup keras yang menganggu
  • Kondisi gigi yang rata, retak, terkelupas atau kendur
  • Enamel gigi yang aus sehingga memperlihatkan lapisan gigi yang lebih dalam
  • Meningkatnya rasa sakit atau sensitivitas gigi
  • Otot rahang yang lelah atau kencang, maupun rahang terkunci dan tidak dapat membuka atau menutup sepenuhnya
  • Sakit atau pegal pada rahang, leher atau wajah
  • Sakit yang terasa seperti sakit telinga
  • Sakit kepala yang berasal dari pelipis
  • Kerusakan karena mengunyah melalui bagian dalam pipi
  • Gangguan tidur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com