Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2021, 16:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Baru-baru ini muncul isu yang mengatakan bahwa Indonesia tengah dilanda gelombang panas.

Isu mengenai gelombang panas di Indonesia telah dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Pihak BMKG mengatakan, kondisi suhu panas yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia bukanlah gelombang panas.

Lantas, apa itu gelombang panas? Kondisi apa yang dapat menyebabkan terjadinya gelombang panas?

Pengertian gelombang panas

Dilansir dari Britannica, gelombang panas adalah periode suhu permukaan tinggi yang abnormal dan berkepanjangan.

Baca juga: Kenapa Suhu Udara Panas Akhir-akhir Ini? BMKG Jelaskan Penyebabnya

Gelombang panas dapat terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu dan merupakan penyebab signifikan kematian akibat cuaca.

Sebenarnya, tidak ada definisi standar mengenai gelombang panas. The World Meteorological Organization mendefinisikan gelombang panas sebagai kondisi ketika suhu mencapai lebih dari suhu maksimum rata-rata sebesar 5 derat celcius atau lebih selama lima hari atau lebih berturut-turut.

Suhu yang sangat panas selama beberapa waktu ini dapat berbahaya bagi makhluk hidup. Amerika Serikat dilanda gelombang panas dan kekeringan pada tahun 1988 yang menewaskan lebih dari 4.000 orang.

Penyebab gelombang panas

Dilansir dari Met Office, gelombang panas paling sering terjadi di musim panas ketika tekanan yang tinggi berkembang di suatu wilayah.

Baca juga: Kenapa Udara Yogyakarta dan Jawa Tengah Semakin Panas? BMKG Jelaskan

Gelombang panas merupakan peristiwa cuaca yang ekstrem, namun penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat fenomena ini lebih mungkin terjadi.

Ketika konsentrasi gas kaca meningkat, gelombang panas dengan intensitas yang sama menjadi lebih sering diproyeksikan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com