Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2021, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber ABC News

KOMPAS.com - Pengembangan obat Covid-19 terus dilakukan oleh para ahli farmasi, termasuk perusahaan Roche yang mengembangkan Ronapreve.

Hasil awal menunjukkan, obat Ronapreve mampu menekan risiko rawat inap atau kematian karena Covid-19 hingga 70 persen.

Hasil awal ini menunjukkan potensi yang lebih besar dibanding obat molnupiravir yang dikembangkan perusahaan Merck, Sharp & Dohme (MSD). Diberitakan sebelumnya, molnupiravir sanggup menekan risiko rawat inap atau meninggal sampai 50 persen.

Berbeda dengan obat molnupiravir yang berbentuk pil atau bisa diminum di rumah, obat Ronapreve diberikan secara injeksi melalui intravena atau diberikan langsung ke pembuluh darah, salah satunya infus.

Baca juga: Merck, Sharp & Dohme Ajukan Izin Darurat Obat Covid-19 Molnupiravir

Tak menunggu lama, Australia pun membeli 15.000 dosis obat Covid-19 Ronapreve untuk digunakan di rumah sakit.

Langkah ini diambil sebagai upaya persiapan kalau kasus Covid-19 meningkat ketika ada kebijakan lockdown dilonggarkan.

Dilansir dari ABC News, Minggu (17/10/2021), obat Ronapreve kemungkinan akan tersedia di rumah sakit Australia pada bulan ini.

Nantinya, obat Ronapreve akan diberikan dalam bentuk secara injeksi melalui intravena.

Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt memperingatkan, hasil ronapreve yang menjanjikan ini berasal dari pengujian awal.

"Jelas, hasil ini harus diuji melalui penggunaan klinis," katanya ketika mengumumkan kesepakatan itu.

Batch pertama Ronapreve akan tiba di Australia pada akhir bulan, dengan 5.000 dosis dalam pengiriman pertama.

Pemerintah federal juga telah mendapatkan akses ke setengah juta dosis pengobatan lain, yang digunakan dalam kombinasi dengan obat Ritonavir yang dikembangkan oleh Pfizer.

Sementara Ronapreve diberikan kepada pasien secara intravena, obat Ritonavir yang dikembangkan Pfizer diminum secara oral.

Saat ini sedang diuji coba dan belum melalui proses persetujuan dengan regulator obat-obatan Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA).

Kepala Petugas Medis Persemakmuran Paul Kelly mengatakan, obat-obatan ini akan ditambahkan ke Stok Medis Nasional.

"Selama 2020 dan 2021 ini, kami sangat bergantung pada intervensi non-farmasi seperti menerapkan protokol kesehatan dan memberlakukan lockdown jika perlu. Kemudian testing, tracing, isolasi mandiri, dan dari tenaga kesehatan kami yang tak kenal lelah, serta (penutupan) perbatasan internasional," katanya.

Baca juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Dilirik Indonesia, Pil Apa Itu?

"Ada cara untuk mencegah penyakit - dan tentu saja cara pertama dan paling penting untuk itu adalah vaksin."

"Selain vaksin, sekarang ada perawatan yang sedang dikembangkan, perawatan antivirus yang benar-benar akan membantu mencegah infeksi, atau bahkan mencegah infeksi dan penyakit ringan atau tanpa gejala," sambungnya.

Selain Ronapreve, Australia juga telah membeli 300.000 dosis obat molnupiravir, yang diharapkan akan digunakan mulai tahun depan, dan 31.000 dosis sotrovimab.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com