Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2021, 21:35 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber CNN,WHO

KOMPAS.com - Sebelumnya ide memberikan booster vaksin Covid-19 mulai muncul setelah adanya kajian dari Israel yang menunjukkan, efektivitas vaksin dua dosis Pfizer menurun secara signifikan di kalangan lansia yang divaksinasi pada awal tahun ini.

Selain itu juga adanya kekhawatiran bahwa vaksin yang telah diberikan tak cukup mampu menghadapi varian Delta.

Namun, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa penggunaan booster vaksin Covid-19 secara massal adalah tidak bermoral, tidak adil, dan harus dihentikan.

Baca juga: Pro Kontra Vaksin Booster Dosis Ketiga, Benarkah Diperlukan?

"Memulai booster benar-benar hal terburuk yang dapat kita lakukan sebagai komunitas global. Ini tidak tepat dan juga tidak adil, karena kita tidak akan menghentikan pandemi dengan mengabaikan seluruh benua, apalagi benua yang tidak memiliki kapasitas produksi,” katanya, seperti dikutip dari CNN, Selasa (12/10/2021).

Ia menambahkan, bahwa Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, Asia, Oseania semuanya telah memberikan dosis vaksin pertama kepada lebih dari 50% populasi mereka, sedangkan hanya 7% populasi Afrika yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Booster untuk siapa saja?

Meski demikian, WHO merekomendasikan agar orang yang mengalami immunocompromised atau gangguan sistem kekebalan diberi dosis tambahan vaksin Covid-19, karena risiko infeksi yang lebih tinggi setelah mendapatkan vaksin dosis standar.

Menurut Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE), dosis tambahan atau booster vaksin harus ditawarkan sebagai bagian dari vaksin seri primer yang diperpanjang, karena individu-individu ini cenderung tidak merespons secara memadai terhadap vaksinasi dosis standar dan berisiko tinggi terkena Covid-19 yang parah.

Direktur vaksin WHO Kate O'Brien mengatakan, mengacu pada orang-orang dengan gangguan system kekebalan, yang mana kekebalan tubuhnya lebih lemah, rekomendasinya adalah untuk memberikan vaksinasi ketiga, vaksinasi tambahan seri primer.

“Hal itu didasarkan pada bukti yang menunjukkan, bahwa imunogenisitas dan bukti tentang infeksi terobosan sangat tidak proporsional diwakili oleh orang-orang tersebut."

Baca juga: Vaksin Booster Covid-19 Berbeda Merk, Bagaimana Efektivitasnya?

Halaman:
Baca tentang
Sumber CNN,WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com