Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Rumah Sakit Kita jika Muncul Gelombang Ketiga Covid-19?

Kompas.com - 15/10/2021, 16:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Gelombang ketiga Covid-19 diprediksi terjadi akhir tahun 2021 ini karena saat libur Natal dan libur tahun baru diperkiraan akan terjadi mobilitas yang tinggi. Jika Gelombang Ketiga muncul, siapkah RS Indonesia?

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Mahesa Paranadipa Maikel, MH mengatakan bahwa hungga saat ini belum ada prediksi pasti tentang gelombang ketiga di Indonesia.

Namun, kita bisa belajar dari kejadian-kejadian peningkatan kasus Covid-19 sebelumnya.

"Jadi kami sampaikan ini bukan prediksi IDI, tapi kami menggunakan beberapa prediksi yang disampaikan oleh pakar-pakar yaitu, prediksi gelombang ketiga itu di akhir tahun (2021) ya," kata Mahesa dalam Media Briefing bersama Tim Mitigasi IDI: Strategi Kesiapan Gelombang Ketiga, Selasa (12/10/2021).

Mahesa mengatakan, IDI tidak bisa memprediksikan secara pasti kapan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia akan terjadi.

Baca juga: Kapan Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi? Ini Kata IDI

Nah, jika gelombang ketiga Covid-19 benar terjadi akhir tahun nanti, apa Indonesia siap?

Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Irwandy,SKM.,M.Kes.,MSc.PH berharap, gelombang ketiga yang diprediksi bisa terjadi di akhir tahun ini tidak terjadi.

"Dengan pengalaman gelombang kedua kemarin, saya kira sistem pelayanan kesehatan kita telah banyak belajar," ungkap Irwandy kepada Kompas.com, Jumat (15/0/2021).

"Mudah-mudahan kita bisa lebih siap, apalagi jika program-program di hulu seperti kepatuhan protokol kesehatan (prokes), vaksin, tracing dan testing terus ditingkatkan," imbuhnya.

Selain itu, Irwandy pun menyampaikan kabar baik.

Dia mengatakan, saat ini secara umum rumah sakit di Indonesia belum merasakan lonjakan pasien kembali.

"Mudah-mudahan tren ini bisa dipertahankan. Cakupan vaksinasi kita harapkan terus ditingkatkan secara cepat. Ini dapat membantu mengurangi beban RS," imbuh dia.

Dengan adanya vaksinasi, walau jumlah kasus infeksi meningkat tetapi diharapkan mereka tidak perlu sampai mendapat perawatan di RS.

Seperti kita tahu, orang yang sudah divaksin masih berpotensi terinfeksi virus corona. Kendati demikian, vaksin membantu menekan risiko masuk rumah sakit atau meninggal.

Saat ini rata-rata keterisian tempat tidur (BOR) nasional berkisar antara 5-10 persen.

Berdasar data yang dimiliki Irwandy, beberapa daerah seperti Aceh, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua masih berkisar 10-15 persen.

Baca juga: 4 Pelajaran dari Singapura untuk Cegah Gelombang Ketiga Covid-19

Meski tren keterisian tempat tidur menurun, Irwandy mengatakan bahwa beberapa daerah tetap harus waspada, terutama Papua, Bali, dan Yogyakarta.

"Trennya (BOR) menurun. Tapi kita tetap harus waspada, khususnya daerah seperti Papua karena ada PON dan daerah wisata seperti Bali dan Yogyakarta karena wisatawan dalam dan luar negeri yang sudah mulai berdatangan," ungkap Irwandy.

"Ditambah di berbagai daerah sekolah-sekolah mulai dibuka secara bertahap."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com