KOMPAS.com – Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah sifilis.
Pada awalnya, penyakit sifilis ditandai dengan munculnya luka kecil tanpa rasa sakit di organ seksual, rektum, atau mulut.
Luka kecil tersebut disebut chancre dan biasanya sering tidak disadari sebagai tanda awal penyakit sifilis.
Penyakit sifilis dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti radang sendi hingga kerusakan otak.
Dilansir dari WebMD, penyebab penyakit sifilis adalah bakteri Treponema pallidum yang dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis di tubuh orang lain.
Baca juga: Ini Efek Samping Pengobatan Sifilis
Ini biasanya terjadi selama aktivitas seksual, namun bakteri penyebab sifilis juga bisa masuk ke tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir.
Perlu diketahui bahwa penyakit sifilis tidak ditularkan melalui dudukan toilet, gagang pintu, bak mandi, pakaian bersama, peralatan makan, atau benda-benda lain yang kerap dipakai bersama.
Seseorang lebih rentan terkena penyakit sifilis jika melakukan hubungan seksual tanpa kondom, terkena HIV, dan memiliki banyak pasangan seks.
Dilansir dari Healthline, gejala penyakit sifilis diklasifikasikan berdasarkan tahapannya, yakni tahap utama, sekunder, laten, dan tersier.
Penyakit sifilis paling menular dalam dua tahap pertama. Di tahap laten, penyakit ini tetap aktif meski tidak menunjukkan gejala, sedangkan di tahap tersier, sifilis paling merusak kesehatan.
Baca juga: Lewat Lidah, Intip Penyakit Alergi hingga Sifilis
Tahap utama sifilis terjadi sekitar tiga hingga empat minggu setelah seseorang terpapar bakteri Treponema pallidum.
Gejala yang dialami adalah munculnya luka bulat kecil atau chancre yang tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi sangat menular.
Chancre bisa muncul di mana saja bakteri masuk ke dalam tubuh, mulai dari alat kelamin, rektum, hingga di dalam mulut.
Selama tahap sekunder, penyakit sifilis dapat mengembangkan gejala berupa ruam kulit dan sakit tenggorokan.
Ruam tersebut tidak menimbulkan gatal dan biasanya muncul di telapak tangan dan telapak kaki atau di bagian tubuh lainnya.
Baca juga: 4 Penyakit Menular Seksual Super Baru yang Dikhawatirkan Para Ahli