Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 20:52 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Hormon antidiuretik (ADH) memengaruhi jumlah air dalam tubuh. Hormon ini bekerja untuk mengontrol jumlah air yang diserap kembali oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus, yakni sebuah area di dasar otak. Sensor di tubuh mendeteksi ketika volume darah berubah dan membutukan lebih banyak ADH.

Sensor ini “berbicara” dengan otak dan kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon ADH ke dalam darah.

Mengenal hormon ADH

Dilansir dari WebMD, hormon ADH yang disebut juga vasopresin adalah hormon yang bertugas mengontrol penyerapan kembali air oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Ketika hormon ADH berada di ginjal, hormon tersebut memberikan sinyal untuk menghemat air dan menghasilkan urin yang lebih pekat.

Baca juga: Mengapa Tidur Malam Sangat Penting untuk Keseimbangan Hormon?

Jika keseimbangan air dalam tubuh tidak dikembalikan, otak pun akan memberi sinyal rasa haus sehingga cenderung lebih banyak minum air.

Banyak kondisi kesehatan yang memengaruhi jumlah hormon ADH yang dilepaskan tubuh atau cara ginjal meresponsnya.

Seseorang mungkin memproduksi hormon ADH dalam jumlah cukup atau terlalu sedikit yang disebabkan oleh banyak faktor.

Kadar hormon ADH

Jika tubuh tidak menghasilkan hormon ADH dalam jumlah cukup, tubuh akan kehilangan terlalu banyak air melalui urin.

Adapun tanda-tanda hormon ADH yang rendah adalah rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dehidrasi, dan kadar natrium yang tinggi.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Tetap Bahagia

Kondisi tubuh yang tidak menghasilkan cukup hormon ADH disebut diabetes insipidus nefrogenik atau diabetes insipidus sentral.

Diabetes insipidus nefrogenik ditandai dengan ketidakmampuan ginjal untuk merespons ADH. Kondisi ini mungkin diwariskan, tetapi juga bisa merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang lebih besar.

Sementara itu, diabetes insipidus sentral adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon ADH.

Diabetes insipidus sentral mungkin disebabkan oleh cacat genetik yang diturunkan, trauma di kepala, tumor otak, dan infeksi.

Baca juga: Apa Itu Hormon, Penjelasan Dan Fungsinya

Sebaliknya, jika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon ADH dan air tertahan, volume darah akan meningkat dan menyebabkan mual, sakit kepala, disorientasi, lelah, lesu, dan kadar natrium yang rendah.

Terlalu banyak hormn ADH adalah kondisi yang disebut sindrom hormon antidiuretik yang tidak tepat (SIDH).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com