Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Gajah Mati dalam 10 Tahun, Ini Upaya TN Way Kambas Cegah Perburuan Liar

Kompas.com - 07/10/2021, 12:01 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Nasioanl Way Kambas (TNWK), Lampung, lakukan upaya pengawasan dan pencegahan perburuan liar.

Diberitakan Kompas.com Selasa (5/10/2021), Sebanyak 22 ekor gajah mati di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur dalam 10 tahun terakhir.

Kematian puluhan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) itu diduga akibat perburuan liar karena bangkai ditemukan tanpa gading dan gigi.

Kuswandono selaku Kepala Balai TNWK mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan kelompok komunitas atau mitra lingkungan, seperti Yayasan Auriga Nusatara, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus di lingkungan untuk mencegah perburuan liar ini.

Hal ini disampaikan Kuswandono melalui siaran pers bertajuk Hari Satwa Sedunia, Gajah Masih Jadi Sasaran Perburuan Liar, yang diterima Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Sering Jadi Sasaran Perburuan Liar, Faktanya Gajah Memiliki Banyak Manfaat bagi Kehidupan

Yang menjadi permasalahan lain adalah pelaku perburuan liar kerap dengan sengaja memicu kebakaran hutan untuk memudahkan mereka melakukan perburuan.

Sehingga tidak hanya kehidupan satwa yang menjadi ancaman, tetapi juga keseluruhan ekosistem.

Terdapat hamparan ilalang pasca kebakaran hebat pada dekade 90-an yang diupayakan untuk pulih kembali menjadi hutan, juga sebagai habitat gajah.

“Dari luasan total TNWK sebesar 125.000 hektare, terdapat sekitar 17.000 hektar kawasan
TNWK yang perlu direhabilitasi," jelas Kuswandono.

Pihak TNWK membagi metode upaya rehabilitasi atau pemulihan ekosistem menjadi 3 jenis, yakni pemulihan ekosistem alami, pemulihan ekosistem yang menggunakan anggaran negara serta pemulihan ekosistem bekerja sama dengan mitra.

"Kami mengapresiasi Balai TNWK yang membuka ruang kerja sama dengan Auriga Nusantara memulihkan habitat tersebut," ujar Timer Manurung, Ketua Yayasan Auriga Indonesia.

Baik pihak TNWK maupun Auriga, telah bekerja sama dimulai dari konsorsium atau pembiayaan bersama suatu proyek pada tahun 2013 - 2017 seluas 100 hektar.

Selain itu, konsorsium juga kembali dilakukan secara spesifik bersama Auriga hingga tahun 2023 dengan total wilayah seluas 1.200 hektar.

Adapun target yang diciptakan dari 1.200 hektar area restorasi adalah membangun pembibitan dan melakukan penanaman seluas 600 hektar di kawasan Rawa Kadut.

Tidak hanya itu, pembuatan sekat bakar juga dilakukan guna mengendalikan kebakaran dan menghambat kebakaran agar tidak meluas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com