Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Leslar, Ketahui Efek Digital Bullying dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 30/09/2021, 20:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar mendapatkan digital bullying berupa kritikan, pembulian dan ujaran kasar di media sosial, usai mengumumkan telah menikah jauh sebelum acara pernikahan yang ditayangkan di televisi.

Pasalnya, ada sebagian netizen yang menganggap bahwa Lesti dan Billar atau yang akrab disapa sebagai Leslar telah melakukan pembohongan publik karena melangsungkan pernikahan dua kali.

Untuk diketahui, Lesti dan Billar (Leslar) mengumumkan telah menikah secara siri sejak bulan Januari 2021 lalu. Namun, rangkaian acara akad disiarkan secara langsung di televisi pada 19 Agustus 2021.

Melihat hal ini, Eunike Sri Tyas Suci dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya berkata bahwa Leslar bisa saja terpengaruh secara psikologis akibat pembulian yang diterima di media sosial (digital bullying).

Baca juga: Leslar Disebut Lakukan Pembohongan Publik, Psikolog: Definisi Bohong Harus Diklarifikasi Ulang

"Kalau ditanya bisa (terpengaruh) atau tidak, saya katakan bisa," kata Tyas kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).

Tyas lantas menjelaskan bahwa ada tiga komponen indikator untuk melihat apakah seseorang sudah terpengaruh secara psikologis oleh tindakan digital bullying di media sosial.

1. Pikiran

Komponen yang pertama yaitu pikiran.

Secara garis besarnya, kata Tyas, komponen yang pertama ini bisa diamati dari cara memberikan argumen atau pendapat terkait suatu persoalan yang sama, sebelum dan sesudah digital bullying terjadi.

Apabila individu merasa ada perubahan dalam cara berpikir, maka itu sudah bisa menjadi pertanda digital bullying telah memengaruhi psikologisnya.

"Jadi pikirannya (berubah) karena membaca respons netizen," kata dia.

2. Perasaan

Selain pikiran, perasaan juga bisa menjadi komponen.

Pada komponen ini, kita bisa melihatnya dari perubahan emosi yang terjadi oleh individu tersebut.

Sebagai contoh,  jika seseorang menjadi lebih sering gelisah, marah, galau, cemas dan lain sebagainya pada suatu hal biasa saja sebelum terjadi perkara ini; maka bisa jadi secara psikologisnya sudah terganggu oleh digital bullying tersebut.

Baca juga: Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar, Mengapa Acara Pribadi Selebriti Masih Marak Disiarkan Langsung?

3. Perilaku

Komponen terakhir yang menjadi indikator seseorang telah terpengaruhi secara psikologis akibat pembulian di sosial media adalah perilaku.

Jika perilakunya dalam menghadapi sesuatu berubah, maka itu merupakan pertanda ada yang berubah di dalam pikiran dan perasaannya, yang kemudian teraplikasikan melalui perilakunya.

"Terjadi perubahan perilakunya, termasuk peran sosialnya, misal jadi pasif, enggak mau buka media sosial dan lain-lainnya," ucap dia.

Cara terbaik menyikapi digital bullying

Tyas pun memberikan sarannya dalam menyikapi hal-hal yang berada di luar dari kendali kita tetapi cukup mengusik, termasuk bullying, penghakiman, dan perkataan-perkataan kasar, baik yang disampaikan secara langsung atau lewat tulisan.

1. Sikapi dengan "cool" atau tenang. Sadari bahwa netizen hanya tahu sepotong informasi dan bukan keseluruhan hidup Anda.

2. Apabila Anda seorang artis atau tokoh publik seperti Leslar, sadarilah bahwa netizen sangat ingin dilibatkan dalam kehidupan pribadi idolanya. Oleh karena itu, setiap kata yang diucapkan atau dituliskan perlu disampaikan dengan penuh perhitungan dan pertimbangan risiko.

Baca juga: Konten Keguguran Aurel Atta Banjir Kritik, Ahli Media LIPI Nilai Wajar

3. Bila digital bullying sudah dirasa sangat mengusik dan membuat pikiran, rasa dan tindakan terganggu; maka dibutuhkan dukungan orang-orang terdekat yang bisa memahami masalah Anda. 

4. "Lebih jauh kalau masih terganggu, perlu mendapat bantuan profesional seperti psikolog, konselor, dan lainnya," tutur Tyas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com