Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Riset Covid-19, Salah Satunya Ibu Hamil yang Divaksin mRNA Menurunkan Antibodi ke Bayi

Kompas.com - 26/09/2021, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Di dalam artikel berikut akan membahas intisari dari dua riset terbaru Covid-19 yang perlu pembaca ketahui.

Pertama, ibu hamil yang vaksin ternyata menurunkan antibodi pelindung Covid-19 ke bayinya. Kedua, terkait pemetaan pengikatan antibodi pada protein spike di virus corona.

Kedua penelitian terbaru ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan yang belum disertifikasi oleh peer review.

Berikut ringkasannya seperti dilansir Reuters, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: 3 Riset Terbaru Covid-19, Salah Satunya Varian Alpha Sebarkan Lebih Banyak Virus di Udara

Ibu hamil yang divaksin mRNA menurunkan antibodi ke bayinya

Riset terbaru menunjukkan, ibu hamil yang mendapatkan vaksin Covid-19 mRNA dapat menularkan atau menurunkan antibodi pelindung tingkat tinggi ke bayi mereka.

Hal ini diketahui setelah dokter menganalisis darah tali pusat dari 36 bayi baru lahir yang ibunya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin mRNA dari Pfizer (PFE.N)/BioNTech atau Moderna (MRNA.O).

Hasil analisis menunjukkan, semua bayi (36 orang) memiliki antibodi tingkat tinggi yang menargetkan protein lonjakan atau protein spike yang ada di permukaan virus. Antibodi yang menargertkan protein spike ini ternyata dari vaksinasi ibu.

Temuan yang dilaporkan pada hari Rabu (22/9/2021) di American Journal of Obstetrics and Gynecology - Maternal Fetal Medicine, menunjukkan bahwa antibodi yang muncul setelah vaksin ternyata masuk ke plasenta bayi.

"Inilah yang pada akhirnya akan memberi manfaat bagi bayi baru lahir," kata rekan penulis Dr. Ashley Roman dari NYU Langone Health di New York City.

Tidak jelas apakah waktu vaksinasi selama kehamilan terkait dengan tingkat antibodi pada bayi.

"Dan kita tidak tahu berapa lama antibodi itu bertahan pada bayi," kata Roman.

Kendati demikian, keberadaan antibodi dalam darah tali pusat, yang merupakan darah janin, menunjukkan bahwa bayi juga berpotensi memperoleh manfaat dari vaksinasi ibu.

 

Para ilmuwan memetakan situs pengikatan antibodi pada lonjakan virus

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Kamis (23/9/2021) di Science, peta antibodi Covid-19 terbaru membantu para peneliti mengidentifikasi antibodi yang akan dapat menetralkan virus corona bahkan setelah bermutasi.

Dengan menggunakan ratusan antibodi yang dikumpulkan dari para penyintas Covid-19 di seluruh dunia, tim peneliti global memetakan dengan tepat di mana setiap antibodi menempel pada protein lonjakan atau protein spike yang ada di permukaan virus, yang digunakannya untuk membobol sel dan menginfeksi tubuh.

Para peneliti mencari - dan menemukan - antibodi yang menargetkan situs pada protein spike sangat penting untuk siklus hidup virus sehingga virus mungkin tidak dapat berfungsi tanpanya.

Situs-situs tersebut kemungkinan akan tetap menjadi target vaksin atau perawatan bahkan ketika virus bermutasi.

"Jika Anda membuat koktail antibodi, Anda akan menginginkan setidaknya satu dari antibodi itu di sana karena mereka mungkin akan mempertahankan kemanjurannya terhadap sebagian besar varian," kata rekan penulis Kathryn Hastie dari La Jolla Institute for Immunology di California.

Baca juga: 2 Riset Terbaru Obat untuk Covid-19, Salah Satunya Cegah Pembekuan Darah

Timnya, yang dikenal sebagai Coronavirus Immunotherapeutic Consortium, telah membuat peta dan perpustakaan antibodi berkode warna tersedia di database publik sehingga ilmuwan lain dapat mengakses data tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com