Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelawar Vampir Betina Nikmati Berburu Darah Bersama Temannya

Kompas.com - 26/09/2021, 11:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan bahwa kelelawar vampir betina (Desmodus rotundus) ternyata lebih menyukai berburu darah bersama dengan kelompoknya.

Menurut peneliti dengan berburu bersama kawanannya, kelelawar vampir dapat bertukar informasi untuk meningkatkan peluang mereka menemukan makanan.

Selain itu, temuan ini juga menunjukkan bahwa ikatan sosial pada spesies tersebut merupakan hal yang penting.

Mengutip IFL Science, Sabtu (25/9/2021) dalam studinya, peneliti melibatkan 50 kelelawar vampir betina (27 liar dan 23 pernah hidup di penangkaran) dan mengirim mereka ke padang rumput di Tole, Panama.

Peneliti juga memasang perangkat pelacak kecil pada punggung mereka.

Baca juga: Peneliti Kelelawar Kamboja Lacak Asal-usul Virus Covid-19

Hasil gabungan pengamatan dan data perangkat, penelitti mengungkapkan bahwa betina akan bertemu dan tetap berada di dekat kelelawar yang mereka kenal saat mencari makan.

Kelelawar yang tampak dominan di sarang juga terlihat lebih banyak bersosialisasi saat mencari makan. Kelelawar bahkan bisa berbagi dan menghisap darah dari mangsa yang sama.

"Tiga kelelawar makan dari tiga sapi yang berbeda secara bersamaan yang jaraknya hanya 5-10 meter satu sama lain. Kemudian kami melihat dua kelelawar makan dari sapi yang sama tetapi dari luka yang berbeda," kata Simon Ripperger, peneliti yang terlibat dalam studi.

Lebih lanjut, studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology ini juga menemukan bahwa kelelawar dapat berbagi informasi tentang lokasi bekas gigitan mangsa.

Hal tersebut dipercaya akan mempermudah kelelawar lain, seperti menghemat waktu dan energi yang dihabiskan untuk mencari makan daripada harus mencari yang baru.

"Cukup sulit untuk menemukan mangsa, membuka luka, dan meminumnya. Di situlah manfaat dari perilaku sosial atau kooperatif dimulai," papar Ripperger.

Mengutip Inverse, temuan ini pun menjadi hal yang penting bagi ilmu pengetahuan. Selain menginformasikan pemahaman baru tentang kelelawar vampir betina, studi juga mengungkap wawasan keseluruhan tentang evolusi mereka.

"Orang-orang memiliki alasan untuk takut pada mereka karena mereka dapat menularkan rabies ke ternak dan manusia. Tapi saya pikir mereka adalah hewan yang menarik," ungkap Gerald Carter, peneliti lain yang terlibat.

Baca juga: Kelelawar Ekor Pendek Merayu Pasangannya dengan Bernyanyi

Dengan memahami bagaimana kelelawar bekerja satu sama lain selama makan dapat membantu upaya konservasi secara keseluruhan.

Terlebih lagi karena kelelawar adalah vektor penyakit, Carter juga berharap temuan ini pada akhirnya dapat membantu melacak penularan penyakit menular.

"Di masa depan, kami mungkin dapat melacak setika kontak antara kelelawar dan mangsa mereka yang dapat berguna bagi ahli ekologi penyakit," pungkas Carter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com