Nah, inilah kenapa diperlukan tes antigen acak kepada sebagian pengunjung objek wisata.
Ketika suatu tempat wisata tidak difasitilasi dengan akses PeduliLindungi dan tidak ada tes antigen acak kepada pengunjung, menurut Miko pemerintah sedang bercanda dalam membuka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ini.
"Harus ada random cek. Kalau tidak ada random cek ya berarti kita bercanda dengan pembukaan pembatasan sosial ini," kata Miko.
"Jadi menurut saya, Pemerintah mulai bercanda dengan pembukaan pembatasan sosial, kalau tidak ada random cek ke sebagian pengunjung di tempat wisata atau mal," sambungnya.
Dia mengingatkan, semua tempat umum seperti mal, tempat wisata, dan lain sebagainya harus ada pengecekan rutin. Baik itu pengecekan dari PeduliLindungi, pengecekan suhu harus ada, dan rutin 2-3 hari sekali melakukan tes antigen acak pada pengunjung.
Baca juga: Epidemiolog: Indonesia Masih Jauh untuk Transisi Pandemi ke Endemi, Ini yang Harus Dilakukan
Lebih lanjut Miko mengatakan, ketika hal seperti ini terus terjadi di banyak tempat dan upaya pencegahan penularan virus tidak disiplin dilakukan, pasti angka kasus akan naik kembali.
"Walaupun tidak sebanyak bulan Juni-Juli. Kalau sekarang seribu, bisa meningkat ke belasan ribu. Tidak akan ke 40 ribuan seperti bulan Juli," terang Miko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.