Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Penyerangan dan Penembakan Nakes di Papua, 1 Orang Meninggal

Kompas.com - 20/09/2021, 12:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengecam tragedi penyerangan, pembakaran dan penembakan yang menyebabkan tenaga kesehatan (nakes) menjadi korbannya di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

IDI Papua juga meminta adanya peningkatan jaminan keamanan bagi para tenaga kesehatan di seluruh wilayah Papua.

Diketahui bahwa kejadian penyerangan, pembakaran dan penembakan terhadap nakes di Puskesmas Kiwirok ini terjadi pada Senin, 13 September 2021.

Ketua IDI Wilayah Papua, dr Donald Aronggear SpB(K) mengatakan, peristiwa penyerangan, pembakaran, dan penembakan di Puskesmas Kiwirok Papua ini telah mengakibatkan sejumlah tenaga kesehatan terluka dan bahkan ada seorang nakes yang meninggal dunia. 

Baca juga: 545 Dokter Meninggal akibat Covid-19, IDI: Beban Kerja Overload Bisa Turunkan Imunitas Nakes

Berikut beberapa fakta dan situasi terkini dari peristiwa berdarah tersebut.

1. Korban telah dievakuasi dan alami trauma

Ada sebanyak 9 tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut sudah berhasil dievakuasi ke Jayapura.

Kesembilan nakes di distrik Kiwirok itu adalah dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.

"Semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami," kata Donald dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/9/2021).

2. Korban luka parah

Di antara sembilan korban tersebut, kondisi dr Restu Pamanggi mengalami luka cukup parah.

Ia didiagnosis mengalami fraktur di bagian tangan dan sudah dioperasi.

Donald menjelaskan bahwa saat ini dr Restu sedang dalam proses pemulihan secara medis seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental.

3. Korban meninggal dunia

Ada satu nakes yang harus merenggang nyawa akibat tindakan kekerasan tersebut, yaitu suster Grabriela Meilani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com