Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulang Manusia Ada di Perut Buaya, Seberapa Sering Serangan Buaya?

Kompas.com - 17/09/2021, 16:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Menurut laporan berita, seekor buaya raksasa dengan bobot 500 pon atau sekitar 227 kilogram membunuh dan memangsa seorang pria di Louisiana, negara bagian AS.

Petugas dari US Fish and Wildlife Service dan Louisiana Department of Wildlife and Fisheries belum lama ini menangkap buaya raksasa di sekitar lingkungan Avery Estates.

Sebelumnya tidak jauh dari Avery Estates, pada 30 Agustus 2021 seorang pria bernama Timothy Satterlee (71) dinyatakan hilang.

Dalam laman Facebook St. Tammany Parish Sheriff's Office dikatakan bahwa di dalam perut buaya sepanjang 3,7 meter dan berat 229 kilogram itu seperti ada tulang belulang manusia.

Hal ini pun akhirnya dikonfirmasi istri Satterlee.

Baca juga: Inilah Sarcosuchus, Salah Satu Buaya Terbesar di Bumi

Kepada polisi, dia mengatakan bahwa suaminya diserang seekor buaya di luar rumah ketika banjir akibat Badai Ida.

Dilaporkan The Charlotte Observer, Satterlee mencoba bergulat dan melepaskan diri dari cengkeraman buaya. Tapi reptil yang sangat besar itu menarik Satterlee ke tangga depan rumah.

Istrinya yang melihat kejadian itu mencari bantuan, tapi ketika dia kembali ke rumah, suaminya sudah menghilang.

"Para penyelidik sekarang sedang bekerja dengan kantor koroner untuk mengkonfirmasi tulang-tulang itu milik Satterlee," menurut postingan Facebook.

Seberapa umum serangan buaya seperti itu?

"Orang yang terbunuh aligator sangat jarang," kata Adam Rosenblatt, asisten profesor biologi di University of North Florida yang mempelajari bagaimana aligator merespons perubahan lingkungan dilansir dari Live Science, Kamis (16/9/2021),

Berdasar data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC AS), antara 1999 dan 2019, buaya membunuh 10 orang di AS tenggara.

"Dalam periode waktu yang sama dan di daerah yang sama, hampir lima kali lebih banyak orang terbunuh oleh anjing, dan hampir 12 kali lebih banyak orang terbunuh oleh petir," kata Adam.

Dia menjelaskan, konflik antara manusia dan buaya biasanya terjadi ketika buaya diprovokasi, baik sengaja maupun tidak. Selain itu, konflik juga bisa terjadi ketika buaya mengejar hewan peliharaan manusia

"Saat lapar, buaya mungkin mengejar orang, tetapi situasi seperti itu lebih jarang," katanya.

Menurut University of Florida, di seluruh dunia, aligator bertanggung jawab atas kurang dari 6 persen serangan fatal oleh hewan dalam kelompok yang disebut crocodilians (termasuk buaya, aligator, caiman, dan gharial).

Sekitar 4 persen dari serangan buaya pada manusia di AS telah menyebabkan kematian.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa buaya mengubah perilaku mereka dan secara aktif berburu selama badai di Florida. Tetapi mereka mungkin muncul di tempat-tempat yang tidak terduga karena banjir yang meluas setelah badai.

Baca juga: 7 Fakta Buaya Air Asin, Reptil Terbesar di Bumi

Meskipun jarang, serangan buaya yang fatal memang terjadi dari waktu ke waktu.

Menurut Adam, masyarakat dapat membatasi kemungkinan konflik semacam itu dengan cara:

  • Tidak mendekati buaya ketika mereka melihatnya
  • Hewan peliharaan berjalan jauh dari danau dan kolam
  • Menghindari berenang di daerah yang diketahui ada buaya, terutama di malam hari
  • Jangan memberi makan buaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com