Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Cara Menurunkan Berat Badan di Usia 40 Tahun | Dampak Badai Matahari Ekstrem

Kompas.com - 16/09/2021, 08:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ada sejumlah berita menghiasi laman Sains edisi Rabu (16/9/2021).

Salah satunya, cara terbaik menurunkan berat badan di usia 40 tahun yang menjadi berita populer Sains sejak Selasa (14/9/2021) malam hingga Kamis (16/9/2021) pagi ini.

Rupanya menurunkan berat badan di usia 40 tahun bukan mustahil. Ada 4 langkah sederhana yang bisa diterapkan di rumah, termasuk jangan kurangi karbohidrat ya.

Kemudian penyebab munculnya Long Covid yang akhirnya terungkap, banjir di banten, hingga dampak jika fenomena badai matahari ekstrem terjadi menjadi berita populer lainnya.

Berikut berita terpopuler di laman Sains sepanjang Rabu (15/9/2021) hingga Kamis (16/9/2021) pagi.

1. Cara terbaik menurunkan berat badan di usia 40 tahun

Banyak orang mengatakan, Life begin at 40! Ungkapan ini tentu bukan tanpa alasan, karena memasuki usia 40 tahun, seseorang cenderung lebih bijaksana dalam berpikir dan bertindak, lebih sadar diri, dan lebih percaya diri.

Dari segi fisik, kemungkinan ada beberapa perubahan fisik. Apalagi, di usia 40 metabolisme tubuh menurun, sehingga membuat sebagian orang lebih sulit menurunkan berat badannya saat angka di timbangan naik.

Tapi sebenarnya, menurunkan berat badan di usia 40 bukan hal mustahil. Ahli gizi dan penulis buku nutrisi terlaris New York Times, Cynthia Sass, MPH, RD, mengungkap empat cara terbaik menurunkan berat badan di usia 40, yakni:

  • Jangan kurangi karbohidrat
  • Jangan konsumsi makanan diet
  • Perbanyak makan sayur
  • Nikmati cokelat hitam setiap hari

Baca penjelasan selengkapnya dari Cynthia di sini:

4 Cara Terbaik Menurunkan Berat Badan di Usia 40 Tahun

2. Penyebab munculnya Long Covid terungkap

Lama jadi misteri, akhirnya para peneliti mengetahui mekanisme mendasar atau penyebab munculnya gejala Long Covid.

Seperti diketahui, Long Covid adalah gejala berkepanjangan usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Beberapa orang mengalami gejala Long Covid seperti kabut otak, masalah pernapasan, dan banyak lainnya.

Dalam hasil riset yang dipublikasikan di The Public Library of Science ONE (PLOS ONE), peneliti menemukan bahwa produksi auto-antibodi yang bekerja selama terinfeksi Covid-19 berminggu-minggu hingga mengganggu regulasi sistem kekebalan, akhirnya mengakibatkan aktivasi berlebihan pada protein kekebalan dan peradangan.

“Semua yang kami temukan konsisten menunjukkan bahwa antibodi memicu Long Covid. Jadi ini adalah perkembangan menarik yang perlu dipelajari lebih lanjut,” kata pemimpin peneliti John Arthur, profesor dan kepala Divisi Nefrologi di Universitas Arkansas untuk Medical Sciences (UAMS) College of Medicine, dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari IFL Science, Senin (13/9/2021), antibodi yang dimaksud menargetkan enzim yang banyak bekerja selama terinfeksi Covid-19 adalah ACE2.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com