Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Seks Anal Sebabkan Luka atau Cedera di Anus?

Kompas.com - 13/09/2021, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Seks anal punya segudang dampak buruk untuk kesehatan, mulai dari infeksi luka, berbagai penyakit, hingga kanker anus.

Salah satunya seperti kisah perempuan berinisial MO yang sedang viral di sosial media.

Kuasa hukum MO mengatakan, kliennya mengalami kerusakan di bagian anal.

"Ada kerusakan dari hasil visum klien kami. Ada kerusakan yang sangat signifikan di bagian belakang, hingga stadium 4," ujar kuasa hukum MO, Eri Kartanegara di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu (12/9/2021) seperti dikutip dari Tribunnews.com, Senin (13/9/2021).

Dilansir dari WebMD, seks anal adalah istilah yang digunakan untuk setiap aktivitas seksual yang melibatkan anus. Itu tidak selalu hubungan seks anal.

Baca juga: Kenapa Seks Anal Tidak Aman? Berbagai Penyakit dan Infeksi Mengintai

Anus penuh dengan ujung saraf, membuatnya sangat sensitif, dan banyak orang menganggap seks anal menyenangkan.

Diperkirakan 90 pria pria yang berhubungan seks dengan pria. Dan 5-10 persen perempuan yang aktif secara seksual melakukan hubungan seks anal.

Meski banyak orang menganggap seks anal menyenangkan, aktivitas ini memiliki sejumlah risiko kesehatan.

Situs kesehatan WebMD bahkan menyebut seks anal sebagai aktivitas seksual paling berisiko.

Area yang paling terdampak dari senggama secara anal atau seks anal adalah anus dan rektum.

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SsPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menegaskan, anus atau dubur tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar, termasuk penis.

Sehingga, masuknya benda asing secara paksa melalui dubur dan tanpa pelumas akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan mengalami luka.

Untuk diketahui, anus tidak memiliki sel-sel yang menciptakan pelumas alami seperti yang dimiliki vagina. Lapisan rektum juga lebih tipis dari pada vagina.

Kurangnya pelumas dan jaringan rektum yang lebih tipis inilah yang meningkatka risiko robekan akibat gesekan di anus dan rektum.

"Jika luka berlanjut, akan menyebabkan sobekan pada dinding dalam rektum," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Ari berkata, jika bagian dinding dalam rektum sudah sobek tetapi seks anal tetap dilakukan berulang, akan terjadi penutupan yang tidak rapat dari anus dan berakhir pada feses yang bisa keluar dengan sendirinya (inkontinensia alvi).

Kondisi luka di bagian rektum dan anus inilah yang akan memudahkan tertularnya berbagai infeksi dari pasangan yang melakukan seks anal.

"Risiko terjadi luka akan bertambah banyak jika proses seks anal dilakukan secara dipaksa," sambungnya.

"Ini (dubur) bukan tempat untuk senggama, tapi untuk BAB (buang air besar) keluar. Feses sebelum dikeluarkan setiap pagi memang ditampung di situ."

Karena anus berperan sebagai tempat lewatnya feses atau kotoran, kata Ari, jelas bahwa anus bisa menjadi sumber infeksi.

"Ini (anus) sumbernya infeksi, kuman, jamur, bakteri, ada di sana."

Lantas, apakah hal ini bisa disembuhkan?

Dilansir dari WebMD, karena tinja yang secara alami mengandung bakteri melewati rektum dan anus saat meninggalkan tubuh, bakteri tersebut berpotensi menyerang kulit melalui luka karena sobekan seks anal.

Ini meningkatkan risiko abses dubur, infeksi kulit dalam yang biasanya memerlukan pengobatan antibiotik.

Baca juga: 7 Penyebab Munculnya Rasa Sakit Saat Berhubungan Seks

Ari berkata, jika luka karena seks anal masih baru, itu masih bisa disembuhkan dengan sejumlah pengobatan.

Namun jika anus tidak dapat menutup dengan rapat sehingga feses bisa keluar dengan sendirinya, itu harus dilakukan operasi.

"Kalau sudah membuat anus tidak menutup harus dilakukan operasi," ungkap Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com