Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sleep Paralysis, Penjelasan Ilmiah Terjadinya Ketindihan

Kompas.com - 11/09/2021, 13:33 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

Sumber WebMD,NHS

KOMPAS.comKetindihan adalah kondisi saat Anda bangun dari tidur namun Anda tidak bisa bergerak. Sebagian orang menghubungkannya dengan peristiwa mistis. Padahal, kondisi ini bisa dijelaskan secara ilmiah.

Kondisi tersebut dinamakan sleep paralysis. Kondisi ini tidak berbahaya dan sebagian besar orang pernah merasakannya.

Ketika mengalami kondisi tersebut, Anda bisanya merasa sudah bangun namun tidak bisa bergerak. Selain itu, Anda mungkin merasa seperti ada orang lain di dalam kamar Anda dan menindih Anda. Kondisi ini sangat menakutkan dan bisa berlangsung beberapa menit.

Penyebab sleep paralysis

Para ahli menduga, sleep paralysis berkaitan dengan perpindahan fase tidur yang kurang baik. Selian itu terdapat beberapa pemicu yang bisa menyebabkan ketindihan.

Dilansir dari National Health Service United Kingdom, berikut beberapa penyebab sleep paralysis:

  • Insomnia
  • Pola tidur yang terganggu, contohnya akibat perubahan jam kerja atau jet lag
  • Narkolepsi, yaitu kondisi seseorang bisa tertidur secara tiba-tiba
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD)
  • Kecemasan atau general anxiety disorder
  • Riwayat keluarga

Baca juga: Mengenal Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Sebabkan Kematian Mendadak

Cara mencegah ketindihan

Terdapat beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mencegah kondisi tersebut.

  • Tidur cukup 6 sampai 8 jam sehari
  • Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari
  • Olahraga teratur. Namun, hindari olahraga 4 jam sebelum tidur.

Kapan ke dokter

Secara umum, sleep paralysis bukan kondisi yang harus dikhawatirkan. Namun, jika Anda mengalami kecemasan berlebih hingga kurang tidur atau sulit tidur, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD,NHS
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com