Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ular Titanoboa, Ular Terbesar di Dunia

Kompas.com - 10/09/2021, 19:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Titanoboa adalah ular terbesar di dunia yang diperkirakan panjangnya mencapai 12-13 meter.

Kerangka parsial ular raksasa bernama Titanoboa cerrejonensis ditemukan oleh tim ilmuwan internasional di Kolombia. Saat ini, kerangka titanoboa disimpan di Museum Sejarah Alam, Florida.

“Ular yang sangat besar. Benar-benar memicu imajinasi orang, tetapi kenyataan telah melampaui fantasi Hollywood,” ujar ahli paleontologi vertebrata Museum Florida, Jonathan Bloch, dilansir dari laman Museum Florida.

Jason Head, ahli paleontologi di University of Toronto, mengatakan, titanoboa memiliki tubuh yang sangat lebar.

Berat dan panjangnya melebihi ular anaconda yang memiliki panjang 6 meter dengan berat sekitar 200 kg.

Baca juga: Ular Derik Gunakan Ilusi Pendengaran untuk Kelabuhi Manusia

Dilansir Smithsonian, tengkorak ular hampir tidak pernah ditemukan karena sangat rapuh dan mudah hancur.

Oleh sebab itu, hampir tidak mungkin untuk bisa membuat gambaran yang jelas dan akurat mengenai ular titanoboa ini.

Namun, para ahli berhasil mengungkap fragmen dari tiga tengkorak titanoboa. Ini memudahkan mereka untuk mengetahui rupa dari ular raksasa tersebut.

Ular yang beratnya mencapai 1,25 ton ini hidup selama Zaman Paleosen, periode 10 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus, ujar Bloch.

Selama ekspedisi, para ilmuwan menemukan banyak kerangka kura-kura raksasa dan kerabat buaya primitif yang sudah punah yang kemungkinan dimangsa oleh ular titanoboa.

Baca juga: Bagaimana Asal Muasal Ular Punya Taring Berbisa?

 

“Sebelumnya, tidak ada fosil vertebrata yang ditemukan antara 65-55 juta tahun yang lalu di Amerika Selatan yang tropis. (Penemuan) ini membuat kami memiliki pemahaman tentang seperti apa kehidupan di Neotropis utara,” kata Bloch.

“Sekarang kita memiliki jendela ke waktu tepat setelah dinosaurus punah dan benar-benar dapat melihat seperti apa hewan yang menggantikan mereka,” imbuhnya.

Bloch menjelaskan, dimensi ular titanoboa menunjukkan bahwa suhu di wilayah khatulistiwa dulunya jauh lebih tinggi.

Pasalnya, ukuran tubuh ular dan hewan berdarah dingin lainnya ditentukan oleh suhu di lingkungan tempat tinggal mereka.

Baca juga: Temuan Tongkat Berukir Ular, Ahli Sebut Milik Dukun di Zaman Batu

“Jika melihat hewan berdarah dingin dan penyebarannya saat ini, yang besar berada di daerah tropis, tempat terpanas, dan akan ukurannya akan semakin kecil jika semakin jauh dari khatulistiwa,” ucapnya.

Berdasarkan ukuran tubuh ular titanoboa, tim ilmuwan mampu memperkirakan suhu tahunan rata-rata di khatulistiwa Amerika Selatan 60 juta tahun yang lalu, yakni 91 derajat fahrenheit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com