Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Jupiter Memicu Fusi Nuklir dan Mengganggu Evolusi Kehidupan di Bumi?

Kompas.com - 08/09/2021, 17:38 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir, cenderung lebih besar dibandingkan dengan reaksi kimia, karena energi ikat kedua inti atom jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang menahan elektron ke inti atom. 

Sebagai contoh, energi ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen sebesar 13,6 elektronvolt; lebih kecil dari sepersejuta kali energi yang dilepas oleh reaksi Deuterium-Tritium (D-T) sebesar 17 MeV.

Fusi nuklir alami yang terjadi di luar Bumi lazim dijumpai di dalam bintang. Proses ini tidak melibatkan reaksi kimia apapun, tetapi, dapat disebut juga sebagai “pembakaran”. 

Dalam pembakaran hidrogen, bahan bakar netonya adalah empat proton yang kemudian menghasilkan satu partikel alfa (bermuatan +2e), melepas dua positron (anti elektron, bermuatan +1e), dan dua neutrino (neutrino bermuatan 0e dan memiliki spin ½?, dapat mengubah proton yang memiliki 2 kuark up dan 1 kuark down menjadi neutron yang memiliki 1 kuark up dan 2 kuark down).

Lalu, benarkah Jupiter akan memicu fusi nuklir dan menyebabkan terganggunya evolusi kehidupan di Bumi?

Andi menjelaskan, astronom mengira bahwa Jupiter berasal dari akresi butiran-butiran protoplanet (pebble accretion), diawali dari butiran-butiran kecil batuan es dan debu di dalam piringan. 

Ketika butiran-butiran ini mengelilingi bintang yang masih sangat muda, butiran-butiran ini mulai bertabrakan dan tarik-menarik dikarenakan gaya listrik statis. 

Butiran-butiran ini kemudian membentuk gumpalan yang cukup besar dengan massa 10 kali massa Bumi. 

Oleh karena itu, butiran-butiran ini dapat menarik gas di sekeliling piringan tersebut.

Sejak saat itulah, Jupiter berkembang secara bertahap hingga massanya mencapai seperti saat ini, 318 kali massa Bumi atau seperseribu massa Matahari. 

Baca juga: SpaceX Akan Bergabung dalam Misi NASA ke Bulan Es Planet Jupiter

Ketika Jupiter selesai menarik materi di sekelilingnya, dan massa yang dibutuhkan masih cukup jauh untuk membentuk fusi termonuklir hidrogen, Jupiter berhenti berkembang. 

"Dalam artian, Jupiter tidak akan mencapai massa lebih besar dibandingkan dengan saat ini," jelasnya.

Dijelaskan Andi, jika planet ini terbentuk dengan lebih banyak massa, Jupiter diklaim akan memicu fusi nuklir dan tata surya akan menjadi sistem bintang ganda. 

"(Jika Jupiter memicu fusi nuklir) kehidupan mungkin tidak pernah berevolusi di Bumi, karena suhunya akan terlalu tinggi dan karakteristik atmosfernya menjadi tidak seimbang," tegasnya. 

Ia menambahkan, meskipun Jupiter berukuran sebesar planet, butuh sekitar 75 kali massanya saat ini untuk memicu fusi nuklir di intinya dan menjadi bintang.

Selain itu, astronom telah menemukan bintang-bintang lain yang dikelilingi oleh planet-planet dengan massa yang jauh lebih besar dari Jupiter.

Baca juga: 10 Fakta Unik Tentang Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com