Evy juga menyebut bahwa pemerintah kurang serius menangani satwa ini. Salah satunya rencana pembangunan di Rinca, yang tidak membahas secara menyeluruh.
Di antaranya terkait analisis kerusakan habitat hingga keberlangsungan populasi komodo sampai di masyarakatnya.
Evy mengungkapkan bahwa sejak dulu, populasi komodo tidak banyak, dan relatif kecil bahkan hingga saat ini.
Kendati demikian, bukan berarti komodo bisa diperlakukan sama dengan hewan-hewan lainnya, seperti yang dimanfaatkan untuk komoditas ekspor yang kemudian memengaruhi populasinya.
"Perlunya ada perhatian terhadap spesies, jenis (komodo) dan habitatnya. Hanya saja ini tidak dimaksimalkan dan disosialisasikan ke masyarakat," kata Evy.
Baca juga: Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo
Meski populasi komodo di Indonesia ini cukup kecil, namun Evy menegaskan bahwa populasi komodo cukup stabil.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan peneliti dari luar negeri maupun dalam negeri.
Bahkan, sebenarnya data populasi komodo sudah tersedia, namun tidak menjadi konsumsi publik, jika tidak ada pemicunya.
Misal baru muncul isu pembangunan kawasan Jurassic Park atau isu terancam punah, data populasi komodo ini baru mulai dicari atau diakses.
"Namun, bagi saya isu terancam punah, tidak terlalu khawatir, karena memang komodo sudah selayaknya ditempatkan pada posisi (terancam punah) itu. Agar kita bisa bersama-sama menjaga habitat dan jenisnya," jelas Evy.
Baca juga: Sebelum Dinosaurus, Komodo Purba Berkepala Besar Berkeliaran di Bumi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.