Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Masih Banyak Jenis Kelomang yang Belum Ditemukan

Kompas.com - 05/09/2021, 19:02 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara dengan mega-biodiversitas karena memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi, salah satunya adalah kelomang. Namun ternyata, belum semua jenis kelomang di Indonesia telah terungkap.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Utama Bidang Oseanografi di Balai Bio Industri Laut Mataram, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, dalam acara LIPI Sarwono Award XIX, Senin (23/8/2021).

"Saat ini walaupun telah banyak penelitian keanekaragaman jenis kelomang, belum semua jenis yang ada telah terungkap," ujar profesor yang akrab dipanggil Bu Yoyo.

Menurutnya, kelomang merupakan salah satu hewan invertebrata dengan tingkah laku yang unik.

Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya

Kelomang menjadikan cangkang keong yang kosong sebagai rumahnya. Cangkang itu pun akan dibawa ke mana pun mereka pergi, dan terkadang mereka bersembunyi di dalamnya.

Bagi para peneliti, perilaku kelomang yang unik ini sangat menarik untuk diteliti.

Kelomang bisa ditemui di pesisir maupun laut dalam, salah satunya di daerah pasang surut di belakang kantor LIPI di Lombok.

"Dengan luas 1 hektar, saya telah menemukan setidaknya ada 2 jenis baru kelomang" kata Bu Yoyo.

Karenanya, tidak menutup kemungkinan bahwa di daerah lain dengan wilayah yang lebih luas dan ekosistem yang berbeda, bisa ditemukan jenis kelomang yang baru.

Yoyo menambahkan, sebagai peneliti yang menekuni taksonomi morfologi, tentunya banyak tantangan yang dihadapi.

Kesulitan menemukan literatur tua adalah salah satu di antaranya. Hal tersebut terjadi karena menekumi taksonomi diibaratkan seperti sedang mempelajari sejarah pada biota yang diteliti.

Untuk memahaminya, peneliti harus mempelajari keseluruhan terkait keturunan, ekosistem, habitat dan tingkah laku dari biota tersebut.

Tantangan lain yang ditemukan adalah perlu pengamatan dan pembandingan secara langsung dengan individu hewan yang merupakan representasi dari jenis yang didistribusi.

 

Ilustrasi kelomangSHUTTERSTOCK/JetKat Ilustrasi kelomang

Permasalahannya adalah pada umumnya representasi hewan ini disimpan di museum-museum terkemuka di dunia dan harus melakukan kunjungan langsung atau peminjaman dari museum tersebut.

Bersama dengan Prof. Dr. Endang Sukara, Yoyo dinobatkan sebagai penerima penghargaan LIPI Sarwono Award ke-19 tahun 2021.

Wanita kelahiran Mojokerto tahun 1957 ini telah mengikuti banyak ekspedisi internasional. Ekspedisi internasional terbarunya ada pada tahun 2018 saat ia bergabung bersama ekspedisi South Java Deep Sea yang bekerja sama dengan Singapura.

Beragam penelitian tentang kelomang tentunya telah dilakukan, dari penelitian di Kaledonia Baru hingga Pulau Christmas.

Baca juga: Polusi Sampah Mikroplastik Bikin Kelomang Kesulitan Cari Rumah Terbaik

Pada tahun 2020, peneliti yang mendapatkan gelar doktor dan masternya di Université Pierre & Marie Curie, Paris, ini berhasil menemukan 4 spesies baru kepiting dari perairan wilayah timur Indonesia.

Selama 4 dekade perjalanan karirnya, Bu Yoyo telah merilis lebih dari 80 publikasi ilmiah dengan mendeskripsikan spesies baru kelomang dan kepiting.

Banyak mendapatkan penghargaan dan aktif di kegiatan ilmiah, baginya berbagi pengetahuan  adalah hal yang penting dan keinginannya adalah untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com