Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecebong Katak Tebu Menjadi Kanibal, Saling Memakan Anak Katak Sejenisnya

Kompas.com - 02/09/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Katak tebu adalah spesies katak invasif di Australia. Saat memasuki fase kecebong, anak-anak katak ini menjadi kanibal dengan memakan kecebong-kecebong katak tebu lainnya.

Studi baru menemukan, anak-anak katak berkembang lebih cepat, mengurangi waktu yang dibutuhkan kecebong-kecebong lapar untuk melahap mereka.

"Jika kanibal mencari Anda, semakin sedikit waktu yang Anda habiskan sebagai telur atau tukik, semakin baik," kata pemimpin peneliti Jayna DeVore, ahli biologi yang melakukan penelitian sebagai rekan penelitian pascadoktoral di University of Sydney.

Kendati demikian, berkembang biak dengan sangat cepat mungkin bisa menjadi hal buruk.

Dibandingkan dengan anak katak yang tumbuh normal, namun, anak-anak katak tebu yang tumbuh jauh lebih cepat akan bernasib lebih buruk, ketika mereka mencapai tahap kehidupan kecebong.

"Jadi tidak layak untuk mencoba membela diri dengan cara ini kecuali kanibal benar-benar datang untuk Anda," kata DeVore, dilansir dari Live Science, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Spesies Baru Katak Ditemukan di Australia, Warnanya Cokelat Pekat

 

Katak tebu bernama latin Rhinella marina adalah katak untuk spesies invasif di Australia. Saat menjadi kecebong, katak ini menjadi kanibal dengan memakan tukik atau anak-anak katak tersebut.

Untuk diketahui, kenis kodok beracun berkutil, yang terkenal suka menelan apa pun yang cocok dengan mulutnya yang lebar, berasal dari Amerika Selatan.

Pada tahun 1930-an, para petani di Queensland, Australia, mengira katak akan menjadi pemangsa yang sempurna untuk melahap kumbang yang merusak ladang tebu. Akan tetapi, tanpa predator alami di Down Under, populasi kodok membengkak dari hanya 102 individu menjadi lebih dari 200 juta, menurut WWF Australia.

Menurut DeVore, penyebab lonjakan populasi katak tebu ini adalah katak betina bertelur lebih dari 10.000 telur.

"Saat telur-telur ini pertama kali menetas, anak-anaknya belum bisa berenang atau makan, jadi mereka hanya bisa berbaring di dasar kolam sampai mereka berkembang menjadi berudu (kecebong)," kata DeVore.

Kecebong yang lapar menyerang selama periode penetasan yang rentan ini.

Begitu tukik atau anak katak tebu berkembang menjadi berudu, mereka terlalu besar dan bergerak untuk dimakan kecebong lain, sehingga katak kanibal harus bekerja cepat jika ingin memakan semuanya.

Baca juga: LIPI Temukan Spesies Baru Katak di Area Freeport

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com