Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui Karya Astrofotografi, Astronom Ini Patahkan Mitos Gerhana Bulan

Kompas.com - 01/09/2021, 19:32 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Ketika mendengar kata gerhana bulan, sebagian orang langsung teringat berbagai mitos yang ada di lingkungannya. Namun, melalui karya astrofotografi, mitos gerhana bulan pun akhirnya dapat dipatahkan.

Gerhana bulan adalah suatu fenomena ilmiah yang harus dirayakan bersama melalui observasi, pembelajaran dan penelitian.

Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Rayhan, Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta, ketika diwawancarai Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Seringkali, fenomena gerhana bulan diartikan sebagai datangnya roh jahat atau suatu hal yang berkaitan dengan ilmu hitam.

Misalnya di daerah Jawa, terdapat mitos bahwa wanita hamil dilarang melihat gerhana bulan karena takut bayinya akan memiliki tekstur kulit seperti bulan dan di beberapa daerah memiliki tradisi memukul kentongan untuk mengembalikan bulan pada tampilan semula.

Diketahui bahwa terdapat banyak mitos terkait fenomena astronomi yang luar biasa ini, tetapi kebanyakan masih bersifat mistis dan klenik.

Baca juga: 4 Mitos Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia, Sering Dianggap Buruk

 

 

Namun, melalui karya astrofotografi, mitos-mitos gerhana bulan dapat dipatahkan dengan keindahan gambar saat proses fenomena langit ini terjadi.

Selain mitos gerhana bulan, terdapat pula mitos seperti gerhana matahari yang berkembang di antara masyarakat.

Namun ternyata tidak hanya di Indonesia, mitos-mitos tersebut juga berkembang di negara lain, salah satunya di Afrika yang menganggap fenomena gerhana terjadi karena bulan dan matahari sedang berkelahi.

Untuk mematahkan stigma tentang mitos-mitos gerhana bulan tersebut, Rayhan memberikan sebuah karya dalam dunia astrofotografi yang berjudul "The Eclipse Between Us".

Foto ini juga berhasil mendapatkan juara kedua dalam kontes astrofotografi kategori gerhana bulan total yang diselenggarakan oleh Persatuan Astronomi Internasional, Kantor Astronomi Pendidikan (IAU, OAE).

Baca juga: Gerhana Bulan Total, Kenapa Berwarna Merah dan Disebut Super Blood Moon?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com