Kerangka yang ditemukan di situs Leang Panninge atau gua Panninge, Maros, Sulawesi Selatan itu berjenis kelamin permpuan dan berusia 17-18 tahun saat meninggal.
Dari DNA yang dipelajari, tim ahli menemukan bahwa kerangka ini hidup sekitar 7.200 - 7.300 tahun yang lalu.
Menariknya, ahli menemukan ada tiga DNA yang ditemukan dari genom kerangka yang dijuluki Besse ini. Dia ternyata nenek moyang orang Papua, orang Aborigin Australia, dan Denisovan. Lantas, bagaimana kerangka ini terawetkan dengan baik selama ribuan tahun?
Prof. Dr. Akin Duli, M.A, dosen Arkeologi dari Universitas Hasanuddin, Makassar mengatakan, kerangka manusia yang dijuluki Besse (merujuk pada putri Bugis yang baru lahir) ditemukan terkubur dalam kondisi terkelungkup.
Bagaimana kerangka Besse sangat terawetkan dengan baik selama ribuan tahun disebut Akin sebagai sesuatu yang sangat menarik.
Menurut dia, ini disebabkan oleh kondisi lingkungan Leang Panninge yang secara tidak langsung melindungi kerangka tersebut.
Baca selengkapnya di sini:
Terkubur 7.000 Tahun di Sulawesi, Kok Bisa Kerangka Ini Masih Utuh?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.