Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Vaksin Booster Dosis Ketiga, Benarkah Diperlukan?

Kompas.com - 26/08/2021, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Ketakutan terhadap varian Delta mendasari upaya beberapa negara untuk memberikan pendorong kekebalan (booster) pada orang-orang yang sudah diimunisasi penuh terhadap Covid-19.

Namun dengan keterbatasan bukti ilmiah yang mendukung kebutuhan dan efektivitas dosis booster, ini menjadi topik perdebatan, di saat banyak negara di dunia tidak memiliki cukup vaksin.

"Kita berencana memberikan rompi penyelamat ekstra kepada orang-orang yang sudah mengenakan rompi penyelamat, sementara orang-orang lain kita biarkan tenggelam," kata epidemiolog WHO Mike Ryan, yang mengumpamakan Covid-19 dengan kapal tenggelam.

Badan kesehatan dunia itu membuat argumen moral dan meminta negara-negara untuk menunda dosis ketiga sampai lebih banyak populasi dunia dilindungi oleh vaksin.

Baca juga: Riset Terbaru Covid-19, Temuan Gerbang Masuknya Virus Corona ke Sel hingga Kemanjuran Vaksin

Tetapi adakah argumen ilmiahnya? Apakah bukti ilmiah yang ada mendukung atau menentang dosis booster?

Sudahkah waktunya untuk mendistribusikan dosis booster - ataukah sebaiknya kita menunggu?

Negara mana saja yang sudah menawarkan dosis ketiga?

Tak mengindahkan permintaan WHO, beberapa negara sudah mulai menyediakan dosis booster bagi beberapa kelompok.

AS menawarkan dosis booster bagi siapapun terlepas usia atau kondisi kesehatannya, delapan bulan setelah dosis kedua vaksin Moderna atau Pfizer.

Di Dubai, dosis ketiga juga tersedia untuk umum enam bulan setelah dosis kedua, dan bagi orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi tiga bulan.

Dosis ketiga diberikan di Israel untuk warga berusia 40 tahun ke atas yang menerima dosis kedua setidaknya lima bulan sebelumnya.

Chile, Uruguay, dan Kamboja menawarkan dosis booster kepada orang-orang yang diimunisasi dengan vaksin Sinovac atau Sinopharm, dimulai dengan lansia dan kelompok berisiko.

Begitu pula Indonesia dan Thailand, menawarkan dosis ketiga merk vaksin yang berbeda kepada tenaga kesehatan yang telah diimunisasi dengan Sinovac, meskipun cakupan vaksinasi masih rendah (masing-masing 15 persen dan 8 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com