Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Tanpa Hujan, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis di WIlayah Ini

Kompas.com - 26/08/2021, 07:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Sejumlah wilayah di Indonesia juga akan mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH).

Masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia diimbau untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kekeringan ini.

Berdasarkan pantauan BMKG hingga akhir Agustus 2021, hasil monitoring perkembangan Musim Kemarau 2021 menunjukkan bahwa 85 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau

"Saat ini sekitar 85 persen wilayah Indonesia telah memasuki periode musim kemarau," kata Muhammad Fadli selaku Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Berikut daftar 85 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki periode musim kemarau.

  1. Aceh
  2. Sebagian besar Sumatera Utara
  3. Sebagian Riau
  4. Sebagian besar Sumatera Barat
  5. Sebagian Jambi
  6. Sebagian besar Sumatera Selatan
  7. Sebagian besar Lampung
  8. Sebagian Bangka Belitung
  9. Banten
  10. DKI Jakarta
  11. Jawa Barat
  12. Sebagian besar Jawa Tengah
  13. DI Yogyakarta
  14. Sebagian besar Jawa Timur
  15. Bali
  16. NTB
  17. NTT
  18. Sebagian Kalimantan Tengah
  19. Sebagian Kalimantan Selatan
  20. Sebagian Kalimantan Timur
  21. Kalimantan Utara
  22. Sulawesi Selatan bagian barat
  23. Sulawesi Barat bagian selatan
  24. Sulawesi Tengah bagian utara
  25. Sulawesi Tenggara bagian selatan
  26. Sebagian Maluku
  27. Papua Barat bagian utara
  28. Sebagian Papua

Berikut hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) yang dilaporkan terjadi di beberapa wilayah.

Baca juga: Musim Hujan Mundur, Ini 10 Daerah dengan Kekeringan Terpanjang

Pertama, untuk di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori yang sangat panjang (31-60 hari tanpa hujan) dan ekstrem panjang (lebih dari 60 hari tanpa hujan).

Kedua, adalah kelompok daerah yang mengalami HTH sangat panjang yakni di wilayah berikut

  1. Jawa Barat
  2. Jawa Tengah
  3. Yogyakarta
  4. Jawa Timur
  5. Sulawesi Selatan
  6. Bali
  7. NTB
  8. NTT

Ketiga, merupakan kelompok wilayah yang mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH ekstrem panjang yakni lebih dari 60 hari tidak hujan berturut-turut, yang sebagian besar melanda wilayah Nusa Tenggara Timur.

  1. Lape (110 hari), Provinsi NTB
  2. Soromandi (137 hari), NTB
  3. Wawo (84 hari), NTB
  4. Atambua/Motabuik (104 hari), Provinsi NTT
  5. Bakunase (137 hari), NTT
  6. Balauring (74 hari), NTT
  7. Batuliti (125 hari), NTT
  8. Boentuka (91 hari), NTT
  9. Boru (79 hari), NTT
  10. Busalangga (61 hari), NTT
  11. Camplong (118 hari), NTT
  12. Fatubesi (136), NTT
  13. Fatukmetan (65 hari), NTT
  14. Fatulotu (115 hari), NTT
  15. Kamanggih (135 hari), NTT
  16. Mamsena (94 hari), NTT
  17. Mapoli (137 hari), NTT
  18. Melolo (122 hari), NTT
  19. Naioni (118 hari), NTT
  20. Oemofa (136 hari), NTT
  21. Oepoi (138 hari), NTT
  22. Rambangaru (133 hari), NTT
  23. Solor Selatan (136 hari), NTT
  24. Stamet Mali (79 hari), NTT
  25. Wairiang (135 hari), NTT

Peringatan dini kekeringan meteorologis

Dengan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) di sejumlah wilayah tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis yang bisa terjadi dengan kategori awas dan siaga.

Baca juga: Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah

Dampak kekeringan panjang terhadap daur air.freepik.com/phanuwatnandee Dampak kekeringan panjang terhadap daur air.

 

Dengan mengacu pada monitoring kejadian hari kering berturut-turut di atas dan prediksi akan peluang hujan rendah (kurang dari 20 mm/10 hari) terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota.

Terutama di Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dengan status siaga dan awas sebagai berikut.

1. Kategori Awas

Potensi kekeringan dengan kategori awas diperkirakan akan terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa).

Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Alor, Kabupaten Belu, Kabupaten Flores Timur, Kotamadya Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Timortengah Selatan, Kabupaten Timortengah Timur).

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau, Waspada Sebagian Daerah Masih Hujan dan Cuaca Ekstrem

 

2. Kategori Siaga 

Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Situbondo).

  1. Provinsi Bali (Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem).
  2. Provinsi NTB (Kabupaten Lombok Timur).
  3. Provinsi NTT (Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sumba Barat). 

Adapun dampak kekeringan meteorologis ini harus segera dimitigasi oleh masyarakat dan pemerintah setempat, karena biasanya akan ada kejadian atau bencana ikutan setelahnya.

Di antaranya seperti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan. 

"Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis," tegas BMKG dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Prakiraan Hujan dan Potensi Banjir BMKG di 10 Hari Terakhir Mei 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com