Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Efeknya jika Anak Sering Dimarahi? Begini Kata Dokter

Kompas.com - 25/08/2021, 21:01 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Tak jarang dalam kondisi lelah dan stress, orangtua habis kesabaran saat menghadapi tingkah laku anak, entah itu saat anak tak mau mendengarkan atau mungkin bahkan saat mendampingi anak belajar. Akhirnya anak berujung dimarahi.

Padahal, memarahi anak juga tak bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah, justru kemungkinan membuat masalah lebih buruk.

Menurut dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja, memarahi anak terutama dengan berteriak, hanya membuat anak menghentikan perilakunya untuk sementara karena merasa takut, bukan karena memahami perilakunya.

Baca juga: Tips Parenting, 3 Karakteristik Anak yang Perlu Dipahami Orangtua

“Selanjutnya anak akan tidak peduli atau bahkan menentang. Memberikan hukuman tidak efektif untuk mengubah perilaku, karena hukuman berfokus pada perilaku negatif,” jelas dr. Gita kepada Kompas.com,

Dr. gita melanjutkan, sebaiknya orangtua berfokus pada perilaku positif anak, yaitu dengan memberikan penghargaan (reward) seperti pujian. Saat memuji anak lakukan hanya memuji, tidak perlu disertai dengan mengingatkan anak pada perilakunya yang negatif.

“Misalnya mengatakan, ‘kamu hebat ya makanya jangan seperti kemarin kamu nakal,’ dan seterusnya. Disadari atau tidak, hal ini sering dilakukan oleh orangtua,” ujar dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Pondok Indah ini.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua jika anak melakukan hal yang buruk?

Dikatakan dr. Gita, jika anak melakukan hal yang buruk atau kurang baik, sebaiknya orangtua mendiskusikan perilakunya dengan nada bicara yang tenang dan tidak menasihati satu arah.

“Diskusikan, tanyakan pada anak apa konsekuensi dari perbuatannya, misalnya ketika dia merugikan orang lain atau dirinya sendiri, membuat orang lain tersinggung atau tidak nyaman,” ujarnya.

Orangtua dapat menanyakan pada anak apabila anak melihat orang lain melakukan hal yang sama, apa parasaan, dan pikiran yang muncul,” imbuh dr. Gita.

Baca juga: Viral Video Anak Menangis Saat Belajar, Ini Saran Psikolog Menghadapi Anak Menangis Saat Belajar

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com