KOMPAS.com – Balon banyak digunakan untuk dekorasi dan permainan anak. Benda dengan berbagai warna dan ukuran ini dibuat dari bahan yang lentur, seperti karet, lateks, atau kain nilon.
Ketika bahan-bahan tersebut diregangkan, polimer di dalamnya menjadi lurus dan meluncur ke atas dan ke samping.
Kemudian, ketika regangan dilepaskan, gaya kecil di antara polimer menariknya kembali, seperti pegas yang mengerut.
Alasan mengapa balon terbuat dari karet adalah sifat elastis dari bahan-bahan seperti karet, lateks, atau kain nilon yang dapat membuat balon menggembung saat ditiup.
Dilansir dari Scientific American, saat balon ditiup, triliunan polimer dalam materialnya akan lurus dan meluncur satu sama lain.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Makhluk Baru di Laut Dalam, Mirip Balon Bertali Dua
Embusan udara pertama yang meluruskan polimer dan setelah itu setiap embusan bekerja untuk mendorong polimer satu sama lain, bekerja melawan gaya yang menariknya kembali.
Jika balon dibuka dan udara di dalamnya dikeluarkan, polimer akan tertarik kembali dan balon pun mengempis.
Balon yang terbuat dari karet, lateks, atau kain nilon memang elastis, namun hanya sampai batas tertentu.
Jika balon terus ditiup hingga mencapai ukuran yang sangat besar, ia akan mencapai titik tertentu yang membuat bahannya pecah.
Jauh sebelum balon dibuat dari bahan karet, balon dibuat dari kandung kemih hewan, sebagaimana dilansir dari Science Word.
Baca juga: Terdampar, Bayi Lumba-lumba di Florida Telan Plastik dan Balon
Galileo pernah mencoba menggembungkan kandung kemih babi dalam percobaan untuk mengukur berat udara.
Kandung kemih hewan yang dibuat menjadi balon pun biasanya digunakan dalam permainan anak-anak, sebagaimana balon digunakan saat ini.
Suku Aztec dianggap sebagai orang pertama dalam sejarah yang membuat “balon hewan”, yakni dari perut kucing untuk dipersembahkan pada Dewa.
Sementara itu, balon karet yang pertama dibuat oleh Michael Faraday pada tahun 1824 untuk digunakan dalam eksperimennya dengan hidrogen.
Faraday membuat balon deengan memotong dua lembar karet mentah. Ia meletakkannya satu di atas yang lain dan menekan ujung-ujungnya hingga menjadi satu.
Baca juga: Misi Akhir Tahun, Nasa Berencana Kirim Balon Udara ke Venus
Karet yang lengket dilas secara otomatis dan bagian dalam balon digosok dengan tepung untuk mencegah permukaannya menyatu.
Satu tahun berikutnya, tepatnya di tahun 1825, Thomas Hancock memperkenalkan balon mainan yang terdiri dari sebotol larutan karet dan jarum suntik kondensasi.
Baru di tahun 1931, perusahaan karet Tillotson menciptakan balon lateks modern pertama yang dibuat dari getah pohon karet.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.