Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Kadar Glukosa Darah Pengaruhi Keparahan Gejala Covid-19

Kompas.com - 16/08/2021, 19:45 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Satu tahun lebih pandemi Covid-19 merebak para ilmuwan masih belum menemukan alasan utama mengapa beberapa orang bisa mengalami gejala parah akibat Covid-19, sementara sebagian orang lainnya, bahkan tak menyadari bahwa mereka positif Covid-19.

Namun, sebuah proyek pembelajaran yang disebut Blue Brain percaya bahwa mereka memiliki jawabannya. Mereka mengungkap, hal itu terletak pada kadar glukosa darah.

Melansir IFL Science, para peneliti menggunakan model pembelajaran mesin untuk menjelajahi petak-petak makalah penelitian Covid-19, Blue Brain menganalisis 240.000 artikel dan menemukan bahwa kadar glukosa adalah satu-satunya variabel biologis yang paling banyak direferensikan.

Baca juga: Bakteri di Usus Pengaruhi Keparahan Covid-19 dan Risiko Long Covid

Penelitian ini menggunakan database besar dari karya penelitian Covid-19 yang dapat diakses, yang disebut Covid-19 Open Research Database (CORD-19).

Dengan semua penelitian yang tersedia bagi para ilmuwan, mereka yang berada di belakang CORD-19 memberikan tantangan bagi pengembang AI untuk memproses data tanpa akhir dan menghasilkan jalur penyelidikan baru tentang patogenesis Covid-19, dan itulah yang dilakukan Blue Brain.

Profesor Henry Markram, penulis korespondensi makalah ini mengatakan, dengan akses ke dataset CORD-19, Blue Brain dengan cepat merakit alat AI dan menargetkannya untuk mencoba dan mencari tahu, mengapa beberapa orang lebih sakit dan yang lainnya tidak.

“Apakah cukup dengan mengatakan bahwa orang yang lebih tua lebih rentan? Kita harus mencari tahu mengapa. Mengapa beberapa orang yang tampaknya sehat meninggal karena Covid-19? Mengapa begitu banyak orang meninggal di ICU?,” kata Markram.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, timnya mengarahkan AI untuk melacak setiap langkah infeksi virus corona dari saat virus corona memasuki paru-paru hingga saat virus corona keluar dari sel-sel di paru-paru dan menyebar ke seluruh tubuh untuk menginfeksi organ.

“Kami juga membangun virus corona pada tingkat atom dan mengembangkan model komputasi infeksi, sehingga kami dapat mencoba menguji apa yang keluar dari literatur. Saya pikir kami menemukan alasan yang paling mungkin, mengapa beberapa orang menjadi lebih sakit daripada yang lain.”

Baca juga: Jangan Abaikan 3 Tanda Awal Diabetes yang Sering Tak Disadari

Ilustrasi covid-19 dan diabetes Ilustrasi covid-19 dan diabetes

Para peneliti sangat yakin, bahwa peningkatan kadar glukosa adalah kandidat yang paling mungkin untuk menyebabkan tingkat keparahan penyakit yang lebih tinggi, sehingga mereka mengujinya pada model infeksi.

Melalui ini, mereka menemukan bahwa kadar glukosa yang tinggi memberikan kondisi ideal bagi virus corona untuk melewati pertahanan awal tubuh, di mana virus corona memasuki sistem pernapasan dan melawan sistem kekebalan di paru-paru.

Jika virus corona dapat menang dan mendapatkan akses ke sel-sel alveolus, ia dapat mulai bereplikasi dengan cepat dan menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar, daripada jika virus jatuh pada rintangan pertama.

Peningkatan kadar glukosa terlibat dalam beragam cara yang membantu virus corona masuk ke sel paru-paru, di samping hampir semua tahap infeksi lainnya.

Baca juga: Terinfeksi Corona Setelah Vaksin, Bisakah Gejala Long Covid Muncul?

Kadar glukosa yang lebih tinggi mengakibatkan penghancuran pertahanan antivirus di paru-paru, sementara itu juga menurunkan sistem kekebalan dan menyebabkan badai sitokin, yang membanjiri tempat infeksi dengan sel-sel kekebalan.

Setelah melewati pertahanan awal ini, glukosa bahkan memfasilitasi masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel melalui reseptor ACE2, dan menghasilkan penyakit yang jauh lebih serius, termasuk kegagalan multi-organ.

Meskipun belum tentu terbukti, studi tersebut menjelaskan efek besar kadar glukosa tinggi dalam tubuh yang mungkin berperan selama pandemi dan kemungkinan menggunakannya sebagai biomarker untuk tingkat keparahan penyakit.

Di samping bukti terhadap kadar glukosa, ini juga menyoroti pendekatan yang kuat untuk meninjau tidak hanya literatur Covid-19, tetapi juga topik biologis lainnya, yang diharapkan para peneliti untuk disempurnakan lebih lanjut untuk membatasi keterlibatan manusia.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Public Health.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Mengapa Pria Lebih Mungkin Terinfeksi Covid-19 Gejala Parah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com