Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makan Telur Mentah Berbahaya untuk Kesehatan?

Kompas.com - 10/08/2021, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Banyak orang yang mengonsumsi telur mentah atau telur setengah matang karena khasiatnya.

Sama seperti telur yang dimasak, telur mentah juga memiliki profil nutrisi yang baik. Telur mentah kaya akan protein, lemak sehat, vitamin, mineral, antioksidan, dan lain-lain.

Telur mentah juga tinggi lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan penting yang melindungi mata serta menurunkan risiko penyakit mata terkait usia.

Dlansir dari Healthline, di luar manfaat kesehatannya, mengonsumsi telur mentah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, yakni sebagai berikut:

1. Menurunkan penyerapan protein

Satu penelitian kecil mengatakan bahwa makan telur mentah dapat menurunkan protein berkualits berupa 9 asam amino esensial.

Baca juga: Suka Telur Setengah Matang? Ini Cara Aman Menyimpan dan Memasak Telur

Studi tersebut membandingkan penyerapan protein dari telur matang dan mentah pada lima orang. Hasilnya, 90 persen protein dalam telur matang terserap, sedangkan hanya 50 persen protein telur mentah yang diserap.

Masalah penurunan penyerapan protein ini perlu dipertimbangkan jika telur merupakan sumber protein utama.

2. Menghambat penyerapan biotin

Biotin merupakan vitamin B7 yang terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak tubuh. Nutrisi ini juga penting selama masa kehamilan.

Putih telur mentah mengandung protein avidin yang mengikat biotin di usus kecil sehingga mencegah penyerapannya.

Meski demikin, kemungkinan kekurangan biotin akibat makan telur mentah sangat kecil, kecuali jika rutin dikonsumsi setiap hari.

Baca juga: Peneliti Temukan Telur Ayam dengan Kondisi Utuh Berusia 1000 Tahun

3. Bisa terkontaminasi bakteri

Telur mentah dan telur setengah matang mungkin mengandung Salmonella, sejenis bakteri yang berbahaya.

Makan telur mentah yang terkontaminasi Salmonella dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala kram perut, diare, muntah, dan demam.

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul enam jam hingga enam hari setelah tertular infeksi dan bisa berlangsung selama empat hingga tujuh hari.

Beberapa orang yang mengalami keracunan makanan Salmonella dapat sembuh dengan cepat, namun ada orang yang berisiko tinggi mengalami gejala yang parah.

Mereka adalah orang lanjut usia (lansia), hamil, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan anak-anak.

Baca juga: 5 Tips Memasak Telur yang Paling Sehat, Nutrisinya Tidak Hilang

Cara mencegah kontaminasi

Dilansir dari Medical News Today, cara untuk mengendalikan atau mencegah Salmonella termasuk pasteurisasi dan iradiasi.

Pasteurisasi melibatkan pemanasan telur dengan air atau udara panas dalam jangka waktu yang sangat spesifik.

Untuk itu, telur direkomendasikan agar dipanaskan pada suhu minimal 60 derajat celcius selama 6,2 menit.

Pasteurisasi secara signifikan mampu mengurangi kontaminasi Salmonella, namun tidak memengaruhi kualitas gizi atau rasa telur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com