Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] WHO dan Epidemiolog Belum Rekomendasikan Sertifikat Vaksin Covid-19 | Bahaya Mi Instan untuk Kesehatan

Kompas.com - 10/08/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini sertifikat vaksin dijadikan salah satu syarat untuk melakukan perjalanan dan memasuki fasilitas publik.

Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mendukung dan tidak menolak hal tersebut. Namun WHO lebih meminta pemegang kebijakan untuk mempertimbangkan banyak faktor.

Sementara ahli epidemiolog belum merekomendasikan hal ini karena beberapa faktor, utamanya ketidakadilan dan belum ada bukti kuat vaksin dapat mencegah infeksi.

Ini adalah salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Senin, 9 Agustus 2021.

Berita populer lainnya adalah tentang potensi obat Covid-19 dari obat cacing pita, makanan untuk mencegah berat badan, hingga bahaya mi instan untuk kesehatan.

Baca juga: [POPULER SAINS] Bisakah Alami Long Covid Jika Sudah Vaksin? | Jumlah Kalori Roti Tawar

Berikut rangkumannya:

1. Soal sertifikat vaksin Covid-19 menurut WHO dan epidemiolog

Dilansir dari laman resminya, WHO tidak dalam posisi mendukung atau menentang sertifikat vaksin Covid-19 sebagai syarat beraktivitas.

Namun WHO mengatakan ada beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan bagi pemerintah atau pembuat kebijakan.

Sementara ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, setidaknya ada dua alasan kenapa hal ini belum direkomendasikan.

Pertama, belum ada bukti kuat vaksin bisa mencegah infeksi. Kedua, masalah stok, suplai, dan akses terhadap vaksin yang berkaitan dengan ketidakadilan.

Baca selengkapnya di sini:

Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Beraktivitas, Ini Kata WHO dan Epidemiolog

2. Potensi obat Covid-19 dari obat cacing pita

Studi baru yang dipublikasikan secara daring di jurnal ACS Infectious Disease menemukan potensi obat Covid-19 di antara obat cacing pita.

Menurut para peneliti dalam jurnal tersebut, sekelompok obat lama yang diresepkan untuk mengobati cacing pita menunjukkan efektivitas dua arah dalam melawan Covid-19 dalam studi laboratorium.

Dilansir dari Medical Xpress, Senin (9/8/2021), senyawa yang merupakan bagian dari molekul salicylanilides atau salisilanilida, dirancang di laboratorium Profesor Kim Janda, Ph.D., Ely R. Callaway, Jr. Profesor Kimia dan Direktur Worm Institute for Research and Medicine di Scripps Research, La Jolla, California.

"Telah diketahui selama 10 atau 15 tahun bahwa salisilanilida bekerja melawan virus tertentu. Namun, molekul ini cenderung terbatas pada usus dan dapat memiliki masalah toksisitas," kata Janda.

Senyawa yang diteliti oleh Janda ini dapat mengatasi kedua masalah tersebut, dalam tes terhadap tikus dan sel, bertindak sebagai senyawa antivirus dan antiinflamasi seperti obat dengan sifat baik untuk digunakan dalam bentuk pil.

Selengkapnya baca di sini:

Potensi Obat Covid-19 Ditemukan pada Obat Cacing Pita, Studi Jelaskan

3. Makanan yang harus dihindari setelah diet

Ketika berat badan berhasil turun setelah berbagai usaha yang dilakukan, tentu ada rasa puas sekaligus lega, karena bisa mencapai tujuan Anda.

Namun jangan lengah, salah memilih makanan, bisa menyebabkan berat badan kembali naik.

Menurut sebuah studi di Diabetes Care, makanan yang memiliki indeks glikemik (IG) tinggi seperti roti putih, kentang, dan nasi putih jauh lebih mungkin meningkatkan risiko kenaikan berat badan setelah diet penurunan berat badan.

Selengkapnya baca di sini:

Hindari 3 Makanan Ini untuk Mencegah Berat Badan Kembali Naik Setelah Diet

4. Bahaya mi instan

Mi instan adalah makanan yang praktis dan mudah disajikan. Rasanya yang enak dan mudah dikreasikan membuat mi instan menjadi makanan yang sering dikonsumsi masyarakat. Namun ternyata makan mi instan bisa berbahaya bagi tubuh.

Mi instan terbuat dari tepung terigu yang dibentuk sedemikian rupa kemudian diawetkan.

Cara mengawetkan mi yang paling umum adalah dengan cara digoreng menggunakan minyak palm. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mi agar mi lebih tahan lama.

Dalam sebungkus mi instan biasanya sudah dilengkapi bumbu bubuk, minyak, serta bahan pelengkap lainnya. Anda hanya perlu merebus mi sebentar atau menyeduhnya dengan air panas.

Namun, dibalik semua keuntungan yang ditawarkan, terdapat pula risiko yang mengintai jika terlalu banyak mengonsumsi mi instan.

Apa saja risikonya? Baca di sini:

Hati-hati, Ini Bahaya Mi Instan bagi Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com