Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Indonesia Cepat Keluar dari Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan

Kompas.com - 04/08/2021, 08:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia diprediksi akan menjadi negara terakhir di dunia yang keluar dari krisis pandemi Covid-19 jika tidak ada kebijakan strategis yang luar biasa terkait pemulihan kesehatan.

Hal ini disampaikan epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Diberitakan sebelumnya, Dicky menilai hal ini karena seluruh kebijakan pandemi Indonesia banyak dipengaruhi oleh kompromi politik dan ekonomi ketimbang kesehatan.

Ia mencontohkan, pemerintah ngotot menggelar pilkada serentak pada Desember 2020 meski banyak penolakan dari pakar kesehatan. Tapi di sisi lain, selalu lemah dalam pelaksanaan 3T (pengetesan, pelacakan, perawatan).

Pengamatannya hingga saat ini, Indonesia masih berkutat pada rasio 1 banding 1 dalam melakukan pelacakan kontak erat Covid-19, jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1 banding 30.

Baca juga: Epidemiolog: Indonesia Bisa Jadi Negara Terakhir yang Keluar dari Krisis Covid-19

"Di tahun pertama pemerintah meremehkan pandemi dan keputusan yang diambil tidak berbasis sains. Tahun kedua, mau jalan di dua kaki yaitu kesehatan dan ekonomi tapi tidak seimbang. Kesehatan berada di kaki yang lemah. Testing rendah, tracing sekadarnya, dilakukan pembatasan tapi sangat longgar," ujar Dicky Budiman kepada BBC News Indonesia, Selasa (27/7/2021).

Kebijakan yang sarat kompromi itu, kata dia, menimbulkan dampak besar pada sektor kesehatan. Indonesia berada di posisi teratas sebagai penyumbang kasus tertinggi harian dan kematian di dunia dalam beberapa hari terakhir.

Lantas, apa solusinya untuk keluar dari polemik ini?

Kepada Kompas.com, Dicky mengatakan ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air.

1. Menggalakkan 3T

"Pertama, jangan sampai kita terjebak dalam jebakan pandemi," kata Dicky, Selasa (3/8/2021).

Jebakan pandemi yang dimaksud Dicky salah satunya adalah kebijakan pembatasan yang buruk dan berulang terus, yang membutuhkan biaya besar.

Oleh sebab itu, Dicky berkata, jangan sampai melupakan esensi dari strategi pengendalian pandemi yakni menggalakkan 3T, melakukan 5M dan vaksinasi.

3T adalah kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengendalikan pandemi, terdiri dari testing, tracing, dan treatment.

Sementara 5M adalah perilaku yang harus dilakukan oleh semua individu, yakni:

  •  Memakai masker
  • Menjaga jarak 1-2 meter
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menghindari kerumunan
  • Mengurangi mobilitas

"Yang utamanya adalah 3T. Jika tidak dilakukan perbaikan, kita akan terjebak dan hanya bolak balik yang akhirnya merugikan kita semua," jelas Dicky.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com