Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Isu Gelombang Panas, BMKG: Itu di Amerika Utara, Bukan Indonesia

Kompas.com - 03/08/2021, 11:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa fenomena cuaca gelombang panas tidak terjadi di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Klimatologi BMKG, Drs Herizal MSi menanggapi isu yang beredar di masyarakat tentang gelombang panas di dunia dan di Indonesia yang terkahir akhir-akhir ini.

Gelombang Panas atau dikenal juga dengan heatwave merupakan fenomena cuaca, di mana suhu udara panas terjadi lebih tinggi 5 derajat Celsius dari rata-rata suhu maksimum hariannya, dan berlangsung selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.

Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Amerika, Eropa dan Australia, dan terjadi pada wilayah yang memiliki massa daratan yang luas.

Baca juga: Pemanasan Global Diprediksi Sebabkan Gelombang Panas yang Intens di Asia Tenggara

Herizal menjelaskan, secara dinamika atmosfer hal tersebut, dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak pada wilayah yang luas, misalnya saat terbentuknya sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan bertahan cukup lama.

Fakta terkait isu gelombang panas

Berikut beberapa fakta tentang isu gelombang panas yang terjadi di dunia dan Indonesia tersebut.

1. Gelombang panas di Amerika Utara

Badan Meteorologi Dunia melaporkan terjadinya gelombang panas di wilayah Amerika Utara.

Gelombang panas di Amerika Utara ini memecahkan beberapa rekor suhu tertinggi di wilayah British Columbia Kanada setinggi 49,6 derajat Celsius dan 47,7 derajat Celsius di Phoenix Arizona pada pertengahan bulan Juni 2021.

Gelombang panas tersebut dinyatakan memiliki dampak yang sangat luas pada kehidupan manusia maupun ekosistem.

Sementara itu, pada minggu pertama bulan Agustus 2021, sedang berlangsung kejadian gelombang panas di Eropa yang diprediksi bisa mencapai suhu 40 - 45 derajat Celsius di wilayah Eropa Selatan.

2. Suhu panas di Indonesia

Secara geografis, wilayah Indonesia berada di wilayah ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi.

Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki karakteristik perubahan cuaca yang cepat.

"Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena cuaca yang dikenal dengan gelombang panas tersebut," kata Herizal dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/8/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com