Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masturbasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Virus, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 02/08/2021, 17:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Terlebih kegiatan ini masih distigmatisasi oleh masyarakat dan diikuti dengan berbagai mitos yang beredar.

Terdapat berbagai macam mitos terkait hal ini meskipun klaim tersebut tidak didukung dengan data ilmiah.

Perlu diketahui, masturbasi tidak akan menyebabkan kebutaan, telapak tangan berbulu, impotensi di kemudian hari, disfungsi ereksi, penyusutan dan kelengkungan penis, jumlah sperma, kemandulan, penyakit kejiwaan hingga kelemahan fisik.

Banyak dari mereka yang melakukan masturbasi walaupun berada dalam status menikah dan menganggap hal tersebut merupakan bagian yang menyenangkan dari hubungan mereka.

Baca juga: Melihat Anak Masturbasi, Bagaimana Orangtua Bersikap?

Lantas, adakah efek negatif dari masturbasi?

Teknik masturbasi yang berlebihan atau agresif seperti mencengkram penis terlalu ketat, dapat menurunkan sensitivitas seksual. Untuk mengatasinya adalah dengan mengubah teknik masturbasi untuk menghindari risiko tersebut.

Dilansir dari Healthline, ilmuwan berspekulasi adanya penurunan risiko kanker prostat karena ejakulasi dapat mencegah penumpulan agen penyebab kanker di kelenjar prostat.

Tetapi sebaliknya, sebuah penelitian di tahun 2008 mengungkap bahwa aktivitas seksual termasuk masturbasi yang sering dilakukan dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Banyak orang memiliki perasaan bersalah ketika melakukan masturbasi karena takut bertentangan dengan spiritual dan budaya, padahal masturbasi bukan tindakan amoral dan memalukan.

Masturbasi juga menjadi kegiatan yang buruk apabila sampai mengganggu waktivitas sehari-hari.

Baca juga: Viral Video Masturbasi Artis dan Atlet, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

Berkonsultasi dengan profesional atau terapis kesehatan seksual dapat memberikan pemahaman yang benar dan mengurangi perasaan bersalah pada kegiatan masturbasi serta untuk memperbaiki pola perilaku seksual seperti masturbasi yang berlebihan.

Selain itu, masturbasi yang dilakukan oleh wanita dengan kehamilan berisiko tinggi mungkin tidak aman karena orgasme dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan.

Namun masturbasi tetap bisa dilakukan oleh wanita hamil dan membantu meringankan gejala kehamilan seperti nyeri punggung bawah. Tentu dengan berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com