Dari kelompok besar yang minum kopi atau konsumsi kafein tertentu, kata peneliti, sekitar 17.000 orang mengembangkan masalah gangguan detak jantung selama rata-rata 4,5 tahun.
Semua peserta ditanya tentang konsumsi kopi saat mereka terlibat dalam penelitian.
Para peneliti kemudian membandingkan respons mereka terhadap kemungkinan mereka dapat mengembangkan detak jantung tidak normal.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara kafein kopi dan gangguan detak jantung.
Bahkan, saat peneliti memperhitungkan faktor genetik yang mungkin memengaruhi cara individu memetabolisme kafein.
Baca juga: Benarkah Kopi Bisa Turunkan Asam Urat Tinggi?
"Kami tidak dapat menemukan bukti pada tingkat populasi bahwa mereka yang minum kopi lebih banyak, atau mereka yang terpapar lebih banyak kafein mengalami peningkatan risiko aritmia," jelas Marcus.
"Hasil studi menunjukkan bahwa benar-benar ada beberapa dogma yang tidak berdasar bahwa kopi dapat menyebabkan aritmia," kata Dr. Zachary Goldberger, profesor kedokteran kardiovaskular di University of Wisconsin-Madison.
Kendati demikian, Goldberger memperingatkan agar tidak membaca terlalu banyak tentang apa yang diamati oleh penelitian tentang potensi manfaat perlindungan kafein, mengingat efeknya tersebut sangat kecil.
"Saya pikir intinya, berdasarkan temuan ini, adalah bahwa kopi mungkin tidak menyebabkan aritmia, tetapi juga tidak melindungi mereka," kata Goldberger, salah satu penulis komentar dalam studi tersebut.