Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Harmoni Konservasi Tumbuhan Di Pulau Dewata

Kompas.com - 25/07/2021, 17:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Berpikir Positif

Dalam Perpres No 93 Tahun 2011, disebutkan bahwa fungsi kebun raya yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan.

Namun, di tengah kondisi pandemi yang sekarang, tentu fungsi wisata menjadi yang paling berdampak.

Di sisi lain, dari pandangan konservasi secara luas, justru menguntungkan. Kenapa demikian?

Hal ini tentunya sangat erat kaitannya dengan kondisi koleksi tumbuhan yang mungkin perlu sejenak merasa lega dan nyaman dari hiruk pikuknya wisatawan, polusi kendaraan, dan sampah tentunya.

Pilar konservasi juga menghendaki tumbuhan dapat bergenerasi dengan baik. Mungkin inilah saatnya yang tepat untuk mereka tumbuh dengan optimal.

Baca juga: 11 Spesies Baru Tumbuhan Baru Indonesia, dari Anggrek hingga Kantong Semar

Kemudian, fungsi jasa lingkungan yang menjadi semakin terasa. Suplai oksigen alam yang melimpah tanpa harus bersaing dengan polusi kendaraan. Begitu juga, upaya penyerapan air dan jasa-jasa lingkungan lainnya yang mungkin tidak bisa kita konversi dalam bentuk materi.

Ada kata-kata bijak, “selalu ada hikmah dalam setiap kejadian”. Mungkin saja, kejadian pandemi ini bisa menjadi hikmah tersendiri terhadap perkembangan konservasi secara umum di seluruh Indonesia.

Tentunya, segudang pekerjaan rumah (PR) menanti setelah pandemi ini berakhir. Para konservasionis dan praktisi, harus mempunyai langkah strategis yang perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan daya saing konservasi tumbuhan di Indonesia.

Dan belum lagi dengan kondisi penyatuan lembaga riset nasional dan daerah dalam wadah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), juga seharusnya mampu menjadi momentum kebangkitan konservasi nasional.

Peluang

Langkah konservasi tumbuhan di Indonesia selalu menjadi sorotan dunia. Indonesia yang dikenal sebagai surganya tumbuhan tropis.

Namun, di sisi lain Indonesia juga termasuk dalam daftar top 25 negara dengan tingkat hotspot biodiversity yang tinggi.

Bahkan, Data terkini International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan ada sekitar 3.690 tumbuhan Indonesia yang masuk dalam list tumbuhan terancam, dan 831 di antaranyamerupakan jenis tumbuhan yang terancam kepunahan (CR (Critically Endangered), EN (Endangered), dan VU (Vulnerable)). Sebuah fakta yang mengejutkan tentunya.

Tetapi, semangat konservasi membara juga harus tetap berkobar tiada henti dan estafet konservasi juga perlu tertransfer secara menyeluruh kepada penerus konservasi di masa yang akan datang dengan tetap berprinsip pada Kelestarian (Suistainability) dan Pilar Konservasi.

Baca juga: Fakta Unik, Tumbuhan Memasuki Fase Defensif saat Hujan Datang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com