Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gorila dan Simpanse Terlibat Bentrok untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 23/07/2021, 11:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Simpanse dan gorila terkenal cinta damai. Mereka tak suka melakukan kekerasan terhadap satu sama lain dan hidup berdampingan di daerah tertentu.

Jadi saat untuk pertama kalinya peneliti menyaksikan pertarungan mematikan di antara kedua spesies kera besar itu, sungguh sesuatu hal yang mengejutkan.

Mengutip Science Alert, Kamis (22/7/2021) perang kedua spesies tersebut diamati di Taman Nasional Loango di Gabon pada 2019.

Pertarungan mematikan itu melibatkan simpanse dengan jumlah yang lebih banyak dari gorila. Akibatnya, bayi gorila pun terbunuh dalam perkelahian tersebut.

Peneliti pun berusaha untuk mengetahui mengapa simpanse dan gorila bisa terlibat dalam sebuah perkelahian itu.

Baca juga: Gorila Langka di Dunia Tertangkap Kamera, Gendong Anak di Punggungnya

 

Dalam sebuah studi baru yang mendokumentasikan konflik gorila dan simpanse, para peneliti mencari tahu dan berharap dapat menjelaskan alasan yang mungkin di balik bentrok kedua spesies kera besar yang tak biasa itu.

"Pengamatan kami memberikan bukti pertama bahwa keberadaan simpanse dapat berdampak mematikan pada gorila," kata Tobias Deschner dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Jerman.

"Kami sekarang ingin menyelidiki faktor-faktor yang memicu interaksi agresif yang mengejutkan ini," tambahnya.

Setidaknya ada dua interaksi bentrok mematikan antara simpanse dan gorila. Pertama, pada Februari 2019 yang melibatkan 18 simpanse dan lima gorila (satu punggung perak, tiga betina dewasa, dan satu bayi).

 

Simpanse bertemu dengan gorila dalam perjalanan kembali dari wilayah lain. Kedua spesies ini pun kemudian terlibat bentrok dan perkelahian itu berlangsung selama 52 menit.

Baca juga: Perilaku Gorila di Alam Liar, Bersedia Adopsi Anak Gorila Yatim Piatu

Ilustrasi simpanseShutterstock Ilustrasi simpanse

Sementara itu, gorila dan simpanse terlibat bentrok ini terdokumentasi terjadi pada Desember 2019.

Dalam perkelahian itu melibatkan 27 simpanse dan tujuh gorila. Perkelahian dua spesies primata ini pun yang berlangsung selama 79 menit.

Di kedua kasus ini, simpanse dapat memisahkan bayi gorila dari induknya dan membunuhnya.

Bentrokan yang langka terjadi itu pun akhirnya meninggalkan pertanyaan, apa yang menjadi penyebabnya.

Para peneliti berpikir bahwa simpanse mungkin telah melihat bayi gorila sebagai mangsa, terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan, atau memperebutkan wilayah.

Baca juga: Simpanse Jantan Tak Segan Lakukan Kekerasan Seksual

 

"Bisa jadi berbagi sumber makanan oleh simpanse, gorila, dan gajah hutan di Taman Nasional Loango mengakibatkan meningkatnya persaingan sehingga terjadi interaksi mematikan antara dua spesies kera besar itu," kata Deschner.

Lebih lanjut, para peneliti berharap mereka dapat belajar lebih banyak tentang sikap simpanse dan gorila satu sama lain, dan spesies hominid lainnya.

"Kami baru pada tahap awal untuk memahami efek persaingan pada interaksi antara dua spesies kera besar di Loango," kata ahli biologi kognitif Simone Pika dari Universitas Osnabruck di Jerman.

"Studi kami menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dijelajahi dan ditemukan tentang kerabat terdekat kita yang masih hidup, dan Taman Nasional Loango dengan habitat mosaiknya yang unik adalah tempat yang unik untuk melakukannya," ungkap Pika.

Studi tentang gorila dan simpanse terlibat bentrok ini telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Baca juga: Populasi Gorila Gunung Semakin Terancam oleh Covid-19, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com