KOMPAS.com - Analisis genom yang dilakukan para peneliti terhadap 110 tanaman ganja di seluruh dunia berhasil menguak asal muasal tanaman tersebut.
Peneliti menyebut, jika ganja didomestikasi di tempat yang sekarang menjadi wilayah barat laut China sekitar 12.000 tahun yang lalu.
"Ini menegaskan jika ganja adalah salah satu tanaman budidaya tertua," kata Luca Fumagalli dari Universitas Lausanne Swiss, seperti dikutip dari New Scientist, Sabtu (17/7/2021).
Pemanfaatan ganja cukup beragam, digunakan untuk serat, makanan, minyak, tujuan medis dan rekreasi.
Baca juga: Senyawa Ganja Senjata Ampuh Lawan Bakteri Superbug, Ilmuwan Jelaskan
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang mulai mengembangkan jenis ganja yang berbeda untuk produksi obat atau serat sekitar 4000 tahun yang lalu.
Dalam penelitian terbaru ini, peneliti ingin mengetahui sejarah ganja yang banyak disebut berasal dari Asia Tengah.
Studi untuk mengetahui mengenai domestikasi Cannabis sativa memang sulit dilakukan.
Untuk melakukan studi genetik, peneliti harus mengumpulkan sampel dari seluruh dunia. Itu menjadi masalah karena berbenturan dengan hukum.
Tetapi pada akhirnya dengan kerjasama berbagai pihak di seluruh dunia, Fumagalli dapat mengumpulkan dan mengurutkan sekitar 80 jenis tanamn ganja yang dibudidayakan atau pun tumbuh liar.
Tim juga memasukkan 30 genom yang sebelumnya diurutkan dalam analisis.
Menurut peneliti, nenek moyang liar asli ganja tampaknya telah punah tetapi jenis yang tumbuh di barat laut China adalah kerabat terdekatnya.
Dari penanggalan genomik sekitar 12.000 tahun yang mengungkap domestikasi ganja ternyata juga cocok dengan bukti arkeologis lain yang ditemukan.
Baca juga: PBB Keluarkan Ganja dari Golongan IV ke Golongan I, Apa Artinya?
Meski begitu tim mengidentifikasi banyak perubahan genetik yang disebabkan oleh pembiakan selektif oleh orang saat itu.
Misalnya saja ganja yang dikembangkan untuk produksi serat memiliki beberapa mutasi yang menghambat percabangan.
Hal tersebut menyebabkan tanaman tumbuh lebih tinggi dan memiliki lebih banyak serat di batang utama.
Sementara ganja yang dibiakkan untuk produksi obat memiliki mutasi yang meningkatkan percabangan, menghasilkan tanaman pendek dengan lebih banyak bunga.
Studi dipublikasikan di Science Advances.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.