Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Berapi di Indonesia Termasuk Paling Berbahaya di Dunia, Mengapa?

Kompas.com - 12/07/2021, 20:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

 

Vulkanisme juga muncul di zona subduksi. Ketika lempeng tektonik yang tenggelam turun ke dalam mantel, ia memanas dan air yang dikandungnya dilepaskan, menyebabkan batuan di sekitarnya mulai mencair.

Hasilnya adalah gunung berapi sering erupsi dan seiring waktu, membentuk gugusan pulau berbentuk busur.

Sepanjang Busur Sunda, yang terdiri dari kepulauan selatan Indonesia buktinya beberapa letusan gunung berapi dahsyat telah terjadi.

Magma lantas bereaksi secara kimia dengan batuan sekitarnya ketika menembus kerak bumi sebelum pecah di permukaan. Oleh karena itu, dapat sangat bervariasi di antara gunung berapi.

Untuk lebih memahami asal usul vulkanisme di Indonesia, para peneliti ingin mengetahui komposisi magma "primer" yang berasal dari mantel itu sendiri.

Berhubung sampel tidak dapat diambil langsung dari mantel, para ahli geologi mempelajari mineral dalam lava yang baru saja dikeluarkan dari empat gunung berapi: Merapi dan Kelut di Jawa, dan Agung dan Batur di Bali.

Peneliti kemudian memeriksa kristal piroksen yang merupakan salah satu mineral pertama yang mengkristal dari magma.

Mereka menemukan rasio isotop oksigen 160 dan 180 yang mengungkapkan banyak hal tentang sumber dan evolusi magma.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Planet Mars Masih Miliki Gunung Berapi Aktif

Para peneliti menemukan, bahwa komposisi oksigen mineral piroksen dari Bali hampir tidak terpengaruh sama sekali selama perjalanan mereka melalui kerak bumi.

Komposisi mereka cukup dekat dengan keadaan aslinya, menunjukkan bahwa sedimen minimum telah ditarik ke dalam mantel selama subduksi. Pola yang sama sekali berbeda ditemukan pada mineral dari Jawa.

“Kami dapat melihat bahwa Merapi di Jawa menunjukkan tanda isotop yang sangat berbeda dari gunung berapi di Bali. Ini sebagian karena magma Merapi berinteraksi secara intensif dengan kerak bumi sebelum meletus," ungkap Profesor Valentin Troll dari Departemen Ilmu Bumi Universitas Uppsala

"Itu sangat penting, karena ketika magma bereaksi dengan, misalnya, batu kapur yang ditemukan di Jawa Tengah tepat di bawah gunung berapi, magma menjadi penuh sampai titik meledak dengan karbon dioksida dan air, dan letusannya menjadi lebih eksplosif," imbuhnya.

Mungkin itulah mengapa Merapi sangat berbahaya dan menjadi salah satu gunung berapi paling mematikan di Indonesia.

"Indonesia berpenduduk padat, dan segala sesuatu yang memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gunung berapi bekerja sangat berharga, dan membantu kita untuk lebih siap ketika gunung berapi meletus," kata Deegan.

Studi dipublikasikan di Nature Communications.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com