Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Bahaya Penyemprotan Disinfektan ke Tubuh Manusia

Kompas.com - 08/07/2021, 18:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Saat ini, cairan disinfektan banyak digunakan di tempat-tempat umum, seperti di jalan, dengan tujuan mengurangi jumlah mikroorganisme di masa pandemi Covid-19.

Sayangnya, cara tersebut dianggap kurang efektif untuk melindungi manusia dari paparan virus corona.

Diberitakan Kompas.com, Senin, 30 Maret 2020, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa cairan disinfektan hanya ampuh untuk menghilangkan mikoorganisme pada benda-benda mati.

“Sifatnya hanya sementara. Disinfektan ini adalah senyawa kimia yang digunakan di dalam proses dekontaminasi yang membunuh mikroorganisme, virus, bakteri pada objek permukaan benda mati,” ujar Wiku saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin, 30 Maret 2020.

Wiku menjelaskan, penggunaan cairan disinfektan secara berlebihan juga berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan, Sama-sama Membunuh Kuman?

Salah satu dampak negatif cairan disinfektan untuk tubuh adalah menimbulkan iritasi pada kulit dan mata.

Selain itu, Wiku mengingatkan agar komposisi dari bahan dasar disinfektan yang digunakan untuk menyemprot fasilitas publik harus diperhatikan.

Senada dengan ini, ahli paru dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Reviono, mengatakan bahwa penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia sangat berbahaya.

Hal ini disebabkan oleh adanya zat-zat berbahaya yang terkandung dalam disinfektan, yang jika terhirup akan mengakibatkan radang pernapasan.

“Kalau disemprotkan setiap hari ke tubuh, otomatis partikel-partikel berbahaya akan terakumulasi, baik itu deterjen atau alkohol, bisa terhirup dan masuk ke saluran pernapasan,” kata Prof. Reviono, dikutip dari situs resmi UNS.

Baca juga: LIPI Kembangkan Ozon Nanomist, Disinfektan Aman Berbahan Dasar Oksigen

“Seiring dengan akumulasi, akan terjadi kerusakan pada kondisi yang paling ringan adalah bronkitis akut. Apalagi, radang pneumonitis bisa terjadi karena alveolus juga ikut meradang dan rusak,” imbuhnya.

Sedangkan untuk penyemprotan disinfektan di jalan, Prof. Reviono mengatakan bahwa penggunaan disinfektan lebih efektif pada permukaan benda-benda yang sering disentuh.

“Menurut saya, akan lebih efektif untuk menyeka permukaan benda-benda yang sering disentuh, seperti pintu, pegangan tangga, rel lift, dan rel kursi,” jelasnya.

Bagi yang ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar rumah, perlu diingat bahwa menyemprotkan disinfektan ke tubuh tidak perlu dilakukan.

Metode pencegahan ini bisa diganti dengan selalu mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah secara langsung, dan langsung mandi ketika sampai di rumah.

Sumber: Kompas.com (Sania Mashabi/Kristian Erdianto, Lulu Lukyani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com