Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukiran Tulang Rusa Raksasa Jadi Bukti Baru Kemampuan Kompleks Neanderthal

Kompas.com - 06/07/2021, 18:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukti mengenai kemampuan kompleks Neanderthal kembali terungkap. Hal tersebut terkuak dari temuan tulang rusa raksasa berusia 51.000 tahun.

Menurut peneliti tulang tersebut dibuat oleh sepupu kita di Pegunungan Harz yang sekarang merupakan wilayah Jerman utara.

Pada tulang tersebut terdapat ukiran yang ditata secara presisi dan artistik dengan pola chevron. Peneliti juga menyebut sebelum diukir, tulang rusa direbus terlebih dahulu.

Mengutip Science Alert, Selasa (6/7/2021) bukti-bukti mengenai kemampuan simbolis dan artistik pada Neanderthal sangat langka ditemukan.

Baca juga: Manusia Purba Jenis Baru Ditemukan di Israel, Diduga Nenek Moyang Neanderthal

Namun, temuan ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang seberapa kompleks perilaku Neanderthal sebenarnya.

Seperti misalnya kapasitas untuk menghasilkan dan mendengar suara, produksi alat dan teknologi, serta bagaimana Neanderthal menyikapi kematian.

Dalam studi terbaru ini, peneliti percaya jika pola chevron pada tulang memiliki makna simbolis dan menunjukkan bukti imajinasi konseptual pada Neanderthal.

"Temuan arkeologis semacam ini jarang terjadi. Bukti dekorasi artistik tersebut menambahkan dimensi baru pada kemampuan kognitif kompleks Neanderthal," ungkap Silvia Bello dari Natural History Museum di London dalam artikel News & Views yang diterbitkan di Nature.

Ia juga menyoroti pada pilihan bahan, persiapan sebelum mengukir serta ketrampilan teknik yang digunakan, semuanya menunjukkan keahlian canggih dan kemampuan hebat dalam pengerjaan tulang.

Lebih lanjut, peneliti mempertanyakan apakah kemampuan ini mendapatkan pengaruh dari Homo sapiens.

Soal di atas, arkeolog Dirk Leder yang bekerja di State Service for Cultural Heritage Lower Saxony, berpendapat bahwa Neanderthal memiliki kemampuan manual dan intelektual untuk menghasilkan artefak secara independen tanpa pengaruh manusia modern alias Homo sapiens.

Baca juga: Neanderthal Makan Karbohidrat, Studi Temukan Ini Memicu Pertumbuhan Otaknya

 

Alasannya, mereka merujuk pada bukti arkeologis yang menunjukkan, bahwa Homo sapiens tiba di Eropa Tengah beberapa milenium setelah tulang rusa itu dibuat.

Tetapi pemikiran tersebut dipertanyakan oleh Bello, mengingat ada bukti terbaru untuk pertukaran gen antara Neanderthal dan manusia modern lebih dari 50.000 tahun yang lalu.

Sehingga menurutnya tak dapat mengesampingkan kemungkinan Homo sapiens memiliki pengaruh pada Neanderthal dalam membuat artefak tulang rusa ini.

"Mengingat pertukaran awal gen ini, kita tidak dapat mengecualikan pertukaran pengetahuan awal yang serupa antara manusia modern dan populasi Neanderthal," tulisnya.

Namun, bukan berarti ia meremehkan kemampuan kognitif Neanderthal. Sebaliknya, kapasitas untuk belajar, mengintegrasikan inovasi ke dalam budaya sendiri dan beradaptasi dengan teknologi baru menurut Bello menunjukkan kompleksitas perilaku Neanderthal.

Penelitian ini dipublikasikan di Nature Ecology and Evolution.

Baca juga: Jejak Kaki Berumur 100.000 Tahun Ungkap Anak Neanderthal Bermain Pasir di Pantai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com