Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Anosmia Bisa Jadi Pertanda Baik Covid-19 | Cara Proning untuk Covid-19

Kompas.com - 06/07/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak gejala Covid-19, salah satu yang paling banyak adalah anosmia atau hilangnya kemampuan mencium bau dan mengecap rasa.

Namun ternyata, hilangnya indra penciuman dan perasa karena Covid-19 bisa jadi merupakan pertanda baik.

Penjelasan di balik anosmia yang disebut bisa menjadi pertanda baik ini merupakan salah satu berita terpopuler Sains Kompas.com edisi Senin, 5 Januari 2021.

Selain itu, ahli menjelaskan bahwa posisi proning dapat membantu meningkatkan saturasi oksigen pasien Covid-19. Ada tiga cara proning yang bisa Anda lakukan di rumah.

Pertanyaan soal haruskah tes PCR setelah selesai isolasi mandiri juga banyak menjadi perhatian masyarakat. Apa yang seharusnya kita lakukan?

Informasi populer lainya adalah tentang kaitan susu dan Covid-19. Ahli menegaskan, susu bukan obat ataupun vaksin.

Baca juga: [POPULER SAINS] Kenapa Puluhan Nakes Meninggal Meski Sudah Vaksin? | Alasan Wanita Pernah Hamil Tak Boleh Jadi Donor Plasma Konvalesen

Berikut rangkuman berita populer Sains:

1. Anosmia bisa jadi pertanda baik Covid-19

Orang yang kehilangan indra penciuman dan perasa merupakan salah satu gejala paling pasti terinfeksi Covid-19. Anosmia juga bisa menjadi pertanda baik bagi pasien Covid-19.

Di awal tahun 2021, dua penelitian internasional mengonfirmasi bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala anosmia atau hilangnya indra penciuman dan perasa untuk sementara waktu.

Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa anosmia karena Covid-19 merupakan indikator terbaik dari paparan virus corona.

Bagi banyak orang, kehilangan penciuman dan pengecapan bisa sangat parah, bisa memakan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan sebelum indra kembali normal.

Dilansir Healthline, sekitar 86 persen orang yang terpapar Covid-19 kehilangan indra penciuman dan perasa sebagian atau total.

Kendati gejala ini tergolong yang paling umum dialami pasien Covid-19, menurut riset yang terbit pada bulan Januari 2021, mayoritas pasien Covid-19 yang mengalami anosmia (hampir 55 persen) mengembangkan gejala ringan.

Belum diketahui pasti kenapa orang yang mengalami anosmia mengembangkan gejala Covid-19 ringan.

Namun peneliti berpikir, pasien Covid-19 yang anosmia memiliki gejala ringan mungkin karena mereka memiliki antibodi tertentu dengan kadar lebih tinggi yang membatasi penyebaran virus corona ke hidung.

Selengkapnya baca di sini:

Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Bisa Jadi Pertanda Baik Covid-19

2. Cara melakukan proning

Dokter Spesialis Paru (Pulmonologi dan Respiratori) di RS Primaya Hospital Karawang, dr Nurhayati SpP(K) membenarkan, bahwa posisi prone atau proning bisa membantu pasien Covid-19 dalam keluhan saturasi oksigen yang menurun.

"Iya benar (Proning) dapat meningkatkan ventilasi paru, meningkatkan perfusi paru, juga volume akhir ekspirasi dan pemerataan volume tidal," kata Nurhayati kepada Kompas.com, Minggu (4/7/2021).

Proning adalah teknik yang terbukti secara medis dapat membantu menambah jumlah oksigen.

Proning ini baik dilakukan oleh pasien Covid-19 yang bergejala ringan maupun sedang, supaya menekan risiko terjadinya perburukan atau gejala yang berat akibat infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut did alam tubuh.

Proning juga bisa dilakukan pasien Covid-19 yang bergejala berat, untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen yang dialaminya.

Ada 3 cara proning, yakni:

  • Prone positioning
  • Side lying down
  • Sitting up

Uraian selengkapnya baca di sini:

3 Cara Melakukan Proning yang Benar untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen

3. Haruskah tes PCR setelah isolasi mandiri?

Isolasi mandiri untuk menghentikan penularan virus corona diwajibkan bagi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, baik dengan gejala ringan maupun tanpa gejala.

Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K), dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dari Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan, tes PCR tidak perlu dilakukan setelah isolasi mandiri.

“Pemeriksaan PCR di akhir isoman tidak perlu dilakukan kalau Anda tanpa gejala atau gejala ringan” katanya.

Erlina menekankan, yang terpenting adalah masa isolasinya harus dijalankan, yakni selama 10 hingga 14 hari tetap berada di rumah dan tidak melakukan kontak erat dengan siapa pun.

Panduan selengkapnya tentang isolasi mandiri, baca di sini:

Haruskah Tes PCR Setelah Isolasi Mandiri? Ini Jawaban Ahli

4. Susu bukan obat atau vaksin, tapi...

Ahli menyampaikan, bahwa meskipun susu bukanlah obat, mengonsumsi susu memang bisa membantu menjaga kondisi tubuh dan meningkatkan imunitas.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Dr Ir Epi Taufik SPt MVPH MSi IPM.

"Susu bukan obat atau vaksin, karena susu adalah bahan pangan (makanan)," kata Epi kepada Kompas.com, Senin (5/7/2021).

Susu, selain mengandung komponen makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak, juga mengandung mineral, vitamin, dan mikronutrien lainnya.

Sementara, protein susu, sebagaimana protein hewani lainnya, memiliki kandungan asam amino esensial dan nilai biologis atau net protein utilization yang tinggi, yakni mencapai 90 persen dibanding sumber protein lainnya.

Nilai biologis ini juga menunjukkan, presentase protein yang benar-benar diserap dan digunakan oleh tubuh.

Komponen-komponen yang terkandung dalam susu tersebut selain sumber nutrisi juga banyak yang memiliki karakteristik bio-fungsional atau bio-aktif.

Bio-fungsional atau bio-aktif, artinya komponen (senyawa) asal susu tersebut selain menjadi sumber nutrisi, juga berkontribusi terhadap perbaikan fungsi fisiologis tubuh, sehingga meningkatkan status kesehatan.

Selengkapnya baca di sini:

Ahli IPB: Susu Bukan Obat atau Vaksin, tapi bisa Membantu Tingkatkan Imunitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com