Dr. Theodore Strange, ketua sementara kedokteran di Staten Island University Hospital, New York City, menyebut temuan itu sangat menggembirakan.
"Kabar baiknya adalah hilangnya penciuman bukanlah sisa gejala dari Covid-19 yang akan menetap permanen," kata Strange yang tak terlibat dalam penelitian ini.
Sementara Dr. Eric Cioe-Peña, direktur kesehatan global di Northwell Health, New Hyde Park, New York mengatakan, meski temuan itu adalah kabar baik, semua orang harus tetap ingat - terutama kaum muda - bahwa infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan banyak kerusakan jangka panjang.
"Penting bahwa ketika masih ada masyarakat yang bertanya-tanya soal risiko dan manfaat vaksin, kami telah memperhitungkan tidak hanya rawat inap dan kematian, tapi juga gejala jangka panjang yang akan mempengaruhi kehidupan pasien berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah sembuh dari virus corona,” kata Cioe-Peña.
"Hal paling penting yang bisa diambil dari penelitian ini adalah, sangat penting untuk mendapatkan vaksinasi demi mencegah paparan gejala jangka panjang," pungkasnya.
Baca juga: 12 Gejala Long Covid, dari Kehilangan Indra Penciuman hingga Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.