Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumi Terjebak Panas pada Tingkat Mengkhawatirkan, Studi Ini Jelaskan

Kompas.com - 22/06/2021, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber The Verge

Di antara masalah perubahan iklim yang ada, semakin banyak gas rumah kaca yang dilepaskan, menyebabkan semakin banyak panas yang terjebak di Bumi.

Peneliti menegaskan bahwa ini menjadi lebih buruk saat memperhitungnya peningkatan panas menyebabkan lapisan es dan salju kian meleleh.

Padalah, lapisan es dan salju Bumi berperan penting dalam membantu planet yang kita tinggali ini memantulkan panas kembali ke luar angkasa.

Saat lapisan es atau salju menghilang, maka akan ada lebih banyak panas yang diserap oleh daratan dan lautan.

Selain faktor tersebut, perubahan alami pada pola iklim yang disebut Osilasi Dekadal Pasifik, juga turut berperan meningkatkan panas Bumi.

Antara tahun 2014 dan 2019, pola iklim ini berada dalam fase hangat, yang menyebabkan lebih sedikit awan yang terbentuk. Hal itu juga yang berarti membuat lebih banyak panas yang bisa diserap oleh lautan.

Baca juga: Bumi Makin Panas, Ini Prediksi PBB Suhu Global 5 Tahun Mendatang

 

Kombinasi perubahan iklim dengan pergeseran alami yang ada ini, kata Loeb, kemungkinan besar telah membuat perbedaan besar pada ketidakseimbangan energi Bumi.

"Dan selama periode ini keduanya menyebabkan pemanasan, yang mengarah pada perubahan yang cukup besar dalam ketidakseimbangan energi Bumi. Besarnya peningkatan ini belum pernah terjadi sebelumnya," jelas dia.

Perubahan panas Bumi yang terjadi selama kurun waktu 14 tahun ini, bukanlah waktu yang lama dibandingkan dengan sejarah panjang iklim Bumi.

Para peneliti masih terus mengumpulkan data untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang bagaimana ini cocok dengan gambaran lengkap terkait ketidakseimbangan energi yang sedang dialami planet ini.

"Harapan saya adalah tingkat (panas Bumi) bahwa kita melihat ketidakseimbangan energi ini mereda dalam beberapa dekade mendatang. Jika tidak, kita akan melihat perubahan iklim yang lebih mengkhawatirkan," kata dia.

Baca juga: Pembangkit Listrik Panas Bumi Picu Gempa Langka di Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber The Verge


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com