Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Pola Makan Bisa Pengaruhi Risiko Covd-19 Gejala Parah

Kompas.com - 21/06/2021, 20:44 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Pola makan sehat dan kaya nutrisi telah terbukti membantu meningkatkan sistem kekebalan untuk menghadapi serangan penyakit, termasuk virus corona.

Hal tersebut juga diungkap oleh sebuah penelitian baru. Hasil penelitian enam Negara menunjukkan, pola makan nabati dan atau ikan (pescatarian) dapat membantu menurunkan kemungkinan risiko berkembangnya gejala Covid-19 sedang hingga parah.

Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa pola makan kemungkinan memiliki peran penting dalam keparahan gejala dan durasi penyakit Covid-19.

Baca juga: 8 Pola Makan untuk Melawan Peradangan dalam Tubuh

Tapi, hingga saat ini, baru ada sedikit bukti untuk mengonfirmasi teori ini.

Untuk mengeksplorasi lebih lanjut, para peneliti menggunakan tanggapan survei dari 2.884 dokter dan perawat garis depan dengan paparan luas terhadap virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, yang bekerja di Amerika serikat, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Inggris.

Para peserta semuanya adalah bagian dari jaringan global profesional perawatan kesehatan, yang terdaftar di jaringan Survey Healthcare Globus untuk riset pasar perawatan kesehatan.

Para peneliti menggunakan jaringan ini, untuk mengidentifikasi dokter yang berisiko tinggi Covid-19 sebagai akibat dari pekerjaan mereka.

Survei yang dilakukan secara online ini, berlangsung antara Juli hingga September 2020, dirancang untuk memperoleh informasi terperinci tentang pola makan responden selama tahun sebelumnya, berdasarkan kuesioner frekuensi makanan 47 item, dan tingkat keparahan infeksi Covid-19 yang mereka alami, menggunakan kriteria objektif.

Survei ini juga mengumpulkan informasi tentang latar belakang pribadi, riwayat kesehatan, penggunaan obat-obatan dan gaya hidup.

Berbagai diet digabungkan menjadi nabati (lebih banyak konsumsi sayuran, kacang-kacangan, dan lebih sedikit konsumsi daging ungags, daging merah, dan daging olahan); pescatarian/berbasis tumbuhan (seperti di atas, tetapi dengan tambahan ikan/makanan laut); dan diet rendah karbohidrat tinggi protein.

Sekitar 568 responden mengatakan, mereka memiliki gejala yang konsisten dengan Covid-19, atau tidak ada gejala tetapi hasil tes swab positif terinfeksi Covid-19.

Sisanya 2.316 mengatakan mereka tidak memiliki gejala atau dinyatakan positif (kelompok pembanding).

Di antara 568 kasus, 138 dokter mengatakan mereka menderita Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.

Sisanya 430 mengatakan, mereka menderita Covid-19 dengan gejala sangat ringan hingga ringan.

Baca juga: Demi Kesehatan Mana yang Lebih Penting, Pola Makan atau Berat Badan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com