Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gelap Membangkitkan Rasa Takut? Ilmuwan Ungkap Alasannya

Kompas.com - 20/06/2021, 20:21 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Ketakutan adalah respons umum terhadap kegelapan, bukan hanya pada anak-anak, tapi juga pada orang dewasa.

Ini karena bagian amigdala otak bertanggung jawab untuk memproses emosi dan mengatur respons rasa takut.

Sebuah studi baru menyoroti, bagaimana aktivitas otak di wilayah ini berubah saat seseorang terpapar cahaya dan kegelapan.

Cahaya memainkan peran penting dalam fisiologi manusia. Dari pengaturan jam sirkadian internal kita hingga memengaruhi suasana hati dan regulasi emosional kita.

Baca juga: Apakah Alam Semesta Itu Memang Sangat Gelap?

Meskipun mekanisme yang tepat tentang bagaimana cahaya mempengaruhi suasana hati dan regulasi emosional pada manusia masih belum jelas, temuan pada hewan pengerat menunjukkan bahwa cahaya mungkin memiliki efek pada rasa takut dan pusat pemrosesan emosional otak, sebuah area yang disebut amigdala.

Para peneliti dari Monash University dan Australian Catholic University ingin mempelajari lebih lanjut tentang hal ini dan merancang eksperimen manusia menggunakan pencitraan resonansi magnetik Fungsional (fMRI) untuk menyelidiki, bagaimana terang versus gelap memengaruhi aktivitas amigdala.

Peneliti menemukan, bahwa cahaya sedang lebih menekan aktivitas amigdala daripada cahaya redup dan karenanya dapat memberikan penjelasan mengapa kegelapan dapat menyebabkan kita merasa lebih takut.

Penelitian ini melibatkan 24 peserta yang menjalani fMRI saat terkena cahaya sedang (100 lux) atau cahaya redup (10 lux).

fMRI memungkinkan peneliti untuk melihat area otak yang diaktifkan secara real-time dengan melihat perubahan aliran darah di otak.

Para peneliti menemukan, ketika partisipan terpapar cahaya sedang, aktivitas amigdala mereka pada fMRI lebih rendah dibandingkan saat mereka terpapar cahaya redup.

Lebih jauh, amigdala juga terhubung ke wilayah otak yang disebut korteks prefrontal Ventromedial (vmPFC) yang terlibat dalam pemrosesan risiko, respons emosional, dan ketakutan tingkat tinggi.

Wilayah otak ini memainkan peran penting dalam pengaturan aktivitas amigdala dan sangat penting dalam penekanan respons emosional.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Hujan Deras, Kenapa Langit Sangat Gelap?

 

Penulis studi terbaru juga menemukan, bahwa cahaya tidak hanya secara langsung menekan aktivitas amigdala, tetapi juga tampaknya meningkatkan konektivitas antara amigdala dan vmPFC yang dapat menjelaskan bagaimana cahaya bermanfaat bagi regulasi emosi.

"Cahaya adalah alat terapi yang efektif untuk masalah suasana hati. Penelitian kami telah menunjukkan bahwa cahaya redup hingga sedang menekan aktivasi amigdala dan meningkatkan konektivitas amigdala-vmPFC,” tulis peneliti dalam makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One.

“Efek ini dapat berkontribusi langsung pada efek peningkatan suasana hati dari cahaya melalui peningkatan pemrosesan emosional, dan pengurangan emosi terkait rasa takut," lanjutnya.

Para peneliti mengakui, lebih banyak penelitian masih perlu dilakukan untuk menjelaskan mekanisme yang tepat, di mana cahaya menekan aktivitas amigdala dan meningkatkan konektivitas ke vmPFC, tetapi aktivitas ini tampaknya menunjukkan alasan, mengapa manusia lebih takut dalam gelap daripada dalam terang.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Banyak Bintang, Mengapa Langit Malam Hari itu Gelap?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com