Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Virus Corona di Daerah Masih Rendah, Ini Saran Ahli Kendalikan Kasus Covid-19

Kompas.com - 16/06/2021, 10:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Kapasitas tes virus corona atau tes Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia masih rendah. Sementara lonjakan kasus Covid-19 semakin banyak dilaporkan pascalibur Lebaran lalu.

Padahal, testing dan tracing sebagai upaya penemuan kasus Covid-19 untuk mengendalikan angka penularan virus corona sangatlah penting.

Ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan di Indonesia hanya tiga daerah yang memiliki kapasitas tes Covid-19 yang sudah memenuhi standar global.

Ketiga daerah itu antara lain adalah Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera Barat.

"Sedangkan di luar daerah itu (Jakarta, Yogyakarta, Sumatera Barat) benar-benar memprihatinkan. Minim testing (tes virus corona) dan tidak memahami situasi (kasus Covid-19) sebenarnya," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Baca juga: Hasil Tes Covid-19 Sudah Negatif, Kenapa Masih Batuk-batuk?

 

Strategi Test-Trace-Treat-Isolate

Lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain Bangkalan Madura dan Kudus, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Bandung juga melaporkan peningkatan kasus Covid-19.

Dicky mengungkapkan kondisi saat ini, Indonesia mulai memasuki puncak gelombang Covid-19 pertama. Selain akumulasi dari setahun pandemi Covid-19, juga keberadaan varian-varian baru seperti varian Alpha dan varian Delta.

Lantas, strategi apa yang harus dilakukan Indonesia saat ini?

Dicky menegaskan bahwa strategi utama untuk mengendalikan pandemi Covid-19 ini ada pada Test-Trace-Treat-Isolate. Yakni, tes virus corona, penemuan kasus, perawatan dan isolasi atau karantina.

Baca juga: Bantu Lawan Corona, LIPI Kembangkan Obat Herbal dan Alat Tes Covid-19

Ilustrasi tes Covid-19 pada anakShutterstock/Ann Kosolapova Ilustrasi tes Covid-19 pada anak

Lebih lanjut Dicky mengungkapkan seperti yang dilakukan Wuhan, strategi karantina wilayah dapat dilakukan pada daerah dengan jumlah kasus lebih dari atau sama dengan 500 kasus.

Strategi ini juga disertai dengan tes Covid-19 skala luas di masyarakat, pelacakan kasus dan isolasi.

Klinik demam di setiap daerah

Belum semua daerah memiliki fasilitas tes virus corona yang memadai. Bahkan, tak sedikit di daerah-daerah pelosok yang kesulitan akses untuk menjangkau fasilitas kesehatan.

Dicky menekankan bahwa pentingnya dibangun klinik demam, yang mana telah ia usulkan sejak Maret 2020 lalu.

Baca juga: Soal Tes Covid-19 GeNose, Ahli Kritisi Timeline Harus Jelas

 

"Tidak selalu klinik seperti klinik modern, cukup dengan tenda yang bisa dibangun terpisah dari puskesmas. Bahkan, klinik ini bisa dibangun di daerah pedalaman," jelas Dicky.

Klinik demam dengan tenaga kesehatan atau perawat yang telah dilatih melakukan tes Covid-19, sudah cukup untuk memberikan layanan bagi masyarakat di daerah.

"Tapi saat ini situasinya sudah sangat mepet (untuk melatih tenaga kesehatan atau perawat). Makanya, respon cepat, tepat itu sangat penting," ungkap Dicky.

Klinik demam darurat, meski hanya dibangun dari tenda, memiliki peranan penting dalam keberhasilan mengendalikan pandemi Covid-19.

"Karena klinik demam ini bisa melakukan upaya deteksi Covid-19. Masyarakat harus aktif melakukan testing di lingkungan rumah, kalau mengarah ke Covid-19, maka intinya adalah isolasi-karantina, itu yang paling efektif," jelas Dicky.

Baca juga: Hasil Keluar 2 Menit, Begini Cara Kerja Tes Covid-19 GeNose

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com