Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2021, 18:10 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comPengawet makanan adalah berbagai zat yang digunakan untuk memperlambat atau mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan, dan digunakan pula untuk mengawetkan obat-obatan dan produk perawatan.

Pengawet makanan telah digunakan sejak ratusan tahun lalu. Dahulu, orang menggunakan bahan sederhana seperti garam untuk mengawetkan daging dan ikan. Selain itu, cuka dan garam juga digunakan untuk mengawetkan sayur sebagai acar.

Pada jaman modern, lebih banyak lagi pengawet makanan yang diciptakan secara sintesis dan hampir semua produk makanan mengandung zat ini.

Baca juga: 5 Zat Makanan Pemicu Penyakit Kanker, dari Merkuri, Garam hingga Pewarna Tekstil

Metode mengawetkan makanan adal dua macam, yaitu secara fisik dan kimiawi. Mengawetkan dengan cara fisik adalah dengan mengeringkan, mendinginkan di kulkas, dengan membekukan makanan, atau dengan metode pasteurisasi. Sedangkan dengan kimia adalah menggunakan zat-zat pengawet.

Komponen ini sangat penting untuk menjaga suatu produk dari kontaminasi bakteri berbahaya yang menyebabkan produk tidak aman untuk digunakan atau dikonsumsi.

Pengawet pada makanan akan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga makanan bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama tanpa mengalami kerusakan atau busuk. Pengawet mencegah makanan berubah warna, rasa, tekstur, dan nutrisinya.

Baca juga: Studi Global Ungkap Lebih dari 100 Zat Berbahaya Ada di Mainan Plastik Anak

Macam-macam pengawet makanan

Jika Anda membaca label komposisi pada makanan kemasan Anda akan menemukan zat-zat yang merupakan zat pengawet sintesis.

Nama zat-zat itu diantaranya adalah benzoate, sorbate (termasuk potassium sorbate, calcium sorbate, dan sodium sorbate), propionate, nitrit, sulfite (termasuk sodium sulfite, sodium bisulfit, potassium metabisulfite, dan sejenisnya), dan vitamin E atau tocopherol.

Selain itu, zat lain yang juga merupakan pengawet adalah EDTA (disodium ethylenediaminetetraacetic acid), polyphosphate, dan BHT (butylated hydroxytoluene).

Penggunaan benzoate dalam makanan diijinkan selama dalam konsentrasinya kurang dari 0,1 persen. Penggunaan benzoate paling efektif untuk mencegah munculnya jamur.

Pengawet golongan sulfite dan sulfur dioksida banyak digunakan untuk mengawetkan buah dan sayur, termasuk pada minuman kemasan.

Saran konsumsi

Zat-zat tersebut telah disetujui Food and Drugs Administration, namun dalam konsumsi yang wajar. Terlalu banyak mengonsumsi zat pengawet makanan, seperti sodium nitrite dan BHT, bisa memicu kanker.

Baca juga: Penyedap Rasa dan Pengawet Makanan Bikin Malas Olahraga, Kok Bisa?

Maka dari itu, sebaiknya Anda bijak dalam mengonsumsi makanan yang mengandung pengawet makanan dan lebih banyak mengonsumsi makanan segar yang minim zat pengawet.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com