Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2021, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Novavax Inc (NVAX.O) mengatakan pada hari Jumat (11/6/2021), uji klinis vaksin eksperimental Covid-19 miliknya menunjukkan respons kekebalan dan perlindungan terhadap varian virus corona Beta.

Untuk diketahui, varian virus Beta adalah salah satu yang paling diperhatikan WHO (variant of concern) yang awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan dalam uji klinis. Sebelumnya nama varian Beta adalah B.1.351.

Vaksin Novavax NVX-CoV2373, sedang diuji dalam beberapa uji coba tetapi belum diizinkan untuk digunakan di negara mana pun.

Dilansir Reuters, Sabtu (12/6/2021), Novavax berkata, pengujian serum darah dari 30 peserta uji coba tahap menengah yang telah menerima kedua dosis NVX-CoV2373 menunjukkan respons antibodi yang kuat terhadap versi asli virus corona, varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris, dan varian Beta.

Baca juga: 10 Nama Baru Varian Virus Corona, dari Alpha, Delta hingga Gamma

"Namun, respons terhadap varian Beta memang sedikit kurang," kata Novavax.

Dalam kesempatan yang sama Novavax juga mengatakan telah melakukan pengujian untuk vaksin berbeda yang secara khusus menargetkan varian Beta pada tikus dan babun.

Hasilnya, vaksin khusus varian Beta ini menunjukkan respons imun dan perlindungan kekebalan pada tikus dan babun.

Oleh karena itu, Novavac berharap dapat melakukan uji klinis atau uji ke manusia untuk vaksin khusus varian Beta di musim gugur tahun ini.

European Medicines Agency memulai tinjauan dari suntikan Novavax pada bulan Februari.

Data dari uji coba penting AS dan Meksiko diharapkan akan dirilis pada kuartal saat ini.

Perusahaan mengatakan data baru tersedia di server pracetak online bioRxiv dan telah dikirimkan untuk ditinjau oleh rekan sejawat.

Dalam berita sebelumnya, juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia akan kedatangan vaksin Covid-19 Novavax dan Pfizer pada bulan Juni dan Juli 2021.

Dua vaksin tersebut akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 program pemerintah.
"Dan nanti di bulan Juni, Juli ada merek vaksin lain yaitu vaksin Novavax dan Pfizer," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Selasa (18/5/2021).

Nadia menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, pemerintah tidak mungkin hanya bergantung pada satu produsen.

Melansir laman resmi Novavax, NVX-CoV2373 merupakan protein yang direkayasa dari urutan genetik SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.

NVX-CoV2373 dibuat menggunakan teknologi nanopartikel rekombinan Novavax untuk menghasilkan antigen yang berasal dari protein lonjakan atau protein spike virus corona dan ditambahkan dengan Matrix-M berbasis saponin.

Meski berasal dari urutan genetik SARS-Cov-2, NVX-CoV2373 mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat bereplikasi, serta tidak bisa menyebabkan infeksi Covid-19.

Vaksin tersebut menghasilkan antibodi dalam jumlah yang sangat tinggi dalam uji klinis awal.

Baca juga: 5 Fakta Vaksin Novavax yang Akan Tiba di Indonesia antara Juni-Juli

Dikutip dari The New York Times, Kamis (31/12/2020), untuk membuat vaksin Novavax, para peneliti memodifikasi gen dalam protein spike.

Mereka memasukkan gen tersebut ke dalam virus yang berbeda, yang disebut baculovirus, dan membiarkannya menginfeksi sel serangga.

Sel yang terinfeksi menghasilkan protein lonjakan yang secara spontan bergabung bersama untuk membentuk lonjakan, seperti yang mereka lakukan di permukaan virus corona.

Metode serupa dalam menumbuhkan dan memanen protein virus telah digunakan untuk membuat vaksin berlisensi untuk penyakit, termasuk influenza dan HPV.

Jika orang yang sudah divaksin terinfeksi virus corona, antibodi mereka dapat mengunci protein lonjakan tersebut. Virus pun tidak dapat memasuki sel dan infeksinya akan diblokir.

Vaksin Novavax juga dapat memicu perlindungan lain dengan menghancurkan sel yang terinfeksi.

Ketika virus corona menyerang, sel yang terinfeksi meletakkan fragmen protein lonjakannya di permukaannya.

Sel pembawa antigen dapat mengaktifkan jenis sel kekebalan yang disebut sel T pembunuh.

Dengan demikian, dapat mengenali sel yang terinfeksi virus corona dan menghancurkannya sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menghasilkan virus baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com